Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Pennsylvania Kabulkan Permintaan Trump untuk Amati Penghitungan Suara Lebih Dekat

Kompas.com - 06/11/2020, 15:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

HARRISBURHG, KOMPAS.com - Seorang hakim Pennsylvania telah mengabulkan permintaan kampanye Trump untuk mengamati lebih dekat petugas pemungutan suara Philadelphia yang memproses penghitungan surat suara.

Keputusan itu membatalkan aturan sebelumnya tentang protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus corona yang dikhawatirkan.

Hakim Christine Fizzano Cannon membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah, dan menyimpulkan bahwa "semua kandidat, pengamat, atau perwakilan kandidat diizinkan untuk hadir dalam proses penghitungan suara."

Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020: Biden Tinggal Tunggu Nevada dan Bersabar, Trump Masih Harus Banyak Cemas

"Dan diizinkan untuk mengamati semua aspek dari proses penghitungan dalam jarak 6 kaki, sambil mematuhi semua protokol Covid-19, termasuk, memakai masker dan menjaga jarak sosial," ujar Cannon seperti yang dilansir dari ABC News pada Kamis (5/11/2020).

Pejabat kampanye Trump memuji keputusan tersebut, menyebutnya sebagai kemenangan "besar" "untuk setiap orang yang telah memberikan suara resmi di negara bagian Pennsylvania."

Pejabat kampanye Biden mengatakan mereka bingung dengan gugatan kubu Trump.

Di Pennsylvania salah satu dari beberapa gugatan yang diajukan ke negara bagian, ketika para pejabat pemilu telah menghitung ratusan ribu surat suara sejak Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Trump Ngamuk-ngamuk di Twitter karena Pilpres AS, Greta Thunberg: Tenang Donald, Tenang!

“Kemenangan besar-besaran? Tidak. Kami tidak peduli apakah pengamat Anda berjarak 18 kaki atau 15 kaki atau 6 kaki, selama pejabat pemilu dapat melakukan pekerjaan mereka,"
kata pejabat Biden pada Kamis.

Para pengamat itu melihat apakah surat suara yang masuk telah diserahkan dengan benar dalam amplop kerahasiaan, tanpa tanda yang salah, dan dengan tanda tangan yang cocok dengan yang ada di arsip petugas pemilu AS.

Dengan menjaga jarak sosial, tim kampanye Trump berargumen bahwa mereka tidak dapat melihat surat suara.

Baca juga: Beberapa Jaringan TV Hentikan Siaran Langsung Pidato Trump karena Berisi Disinformasi Pilpres

Perwakilan kampanye Trump mengutip kesaksian dari seorang pengamat Trump, pengacara Jeremy Mercer.

Mercer mengatakan bahwa dia “tidak dapat membedakan jika ada amplop kerahasiaan, apakah amplop kerahasiaan itu memiliki tanda di atasnya, (atau) jika ada apa ditarik keluar” karena jaraknya dari tabel.

Surat suara yang masuk dalam beberapa kasus dapat ditolak, jika ada tanda pengenal yang salah di amplop luar.

Namun, kota Philadelphia membantah bahwa pengadilan pemilihan Philadelphia telah memutuskan kasus tersebut, yang hanya didasarkan pada akun Mercer, dan membantah keluhan kampanye Trump pada 3 November.

Baca juga: Trump Jr Dorong Ayahnya untuk Perang Total Lawan Penipuan Pilpres AS

Pihak berwenang kota Philadelphia mengatakan memiliki kewenangan untuk menempatkan pengamat kampanye lebih jauh ke belakang untuk memastikan keamanan dan mengikuti protokol Covid-19, sesuai undang-undang Pennsylvania.

Partai Demokrat Pennsylvania, yang juga menandatangani gugatan, setuju bahwa itu telah diputuskan pada 3 November dan bahwa Mercer, satu-satunya pengamat, tidak dapat mengajukan gugatan terlepas dari apa yang dilihatnya.

Baca juga: Update Pilpres AS: Biden Dekati Angka Keramat, Trump Mengamuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com