Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Pilpres AS, Polisi dan Garda Nasional Bentrok dengan Massa Anti-Trump

Kompas.com - 05/11/2020, 17:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PORTLAND, KOMPAS.com - Polisi negara bagian Oregon bersama Garda Nasional dengan truk kamuflasenya bentrok dengan massa di sekitar Portland. Setidaknya 10 orang ditangkap dalam kerusuhan saat pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) ini.

Portland sebelumnya telah ditempatkan dalam siaga tinggi oleh Gubernur Kate Brown, menyusul maraknya demo di sana sejak musim panas.

Kemudian di kerusuhan terbaru ini, sekelompok pengunjuk rasa memecahkan kaca jendela toko-toko, lalu seorang pria yang diyakini melempar bom Molotov telah ditahan.

Baca juga: Pilpres AS: Polisi Portland Tangkap 10 Orang dan Sita Sejumlah Senjata Para Demonstran

Kantor Sheriff Multnomah County melaporkan, kerusuhan meluas dan polisi dilempari botol kaca saat mendekat ke arah demonstran.

Jurnalis AFP di lokasi kejadian menyaksikan dua penangkapan di sudut jalan, dan salah satu yang ditangkap bernama Michael Ream dengan wajah berlumuran darah.

"Ini sama seperti biasanya, perlakuan kasar dari polisi dan warisan mengerikan yang mereka bawa setiap hari," ucap mahasiswa S3 itu kepada AFP saat polisi memborgolnya.

Kemudian, saat ditanya apakah dia turun ke jalan karena pilpres Amerika, dia menjawab, "Lebih kurang begitu. Saya sudah tidak lama ikut demo."

Baca juga: Kerusuhan Pilpres AS, Massa Anti-Trump Pecahkan Jendela Toko di Portland

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com