Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS: Polisi Portland Tangkap 10 Orang dan Sita Sejumlah Senjata Para Demonstran

Kompas.com - 05/11/2020, 16:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PORTLAND, KOMPAS.com - Polisi di kota Portland melakukan penangkapan dan menyita sejumlah kembang api, palu, dan senapan setelah kerusuhan terjadi pada tengah malam, setelah pemungutan suara pilpres Amerika Serikat.

Penangkapan dilakukan ketika Gubernur Oregon, Kate Brown menerjunkan Pengawal Nasional di sana untuk merespons "kekerasan yang meluas".

Melansir Reuters pada Kamis (5/11/2020), polisi Portland mengatakan bahwa ada 10 orang yang ditangkap dalam demonstrasi setelah orasi berlangsung rusuh di daerah pusat kota pasca-pemungutan suara pilpres.

Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: 4 Swing States Ketat, Trump dan Biden Saling Salip

Laporan itu muncul ketika Departemen Kepolisian New York (NYPD) mengumumkan bahwa terdapat 50 orang yang ditangkap dari aksi demonstrasi di kota New York, pada Rabu malam (4/11/2020).

“Semua pertemuan yang dinyatakan kerusuhan terjadi di pusat kota. Kami telah melakukan 10 penangkapan," kata juru bicara Kepolisian Portland kepada Reuters dalam pernyataan yang dikirim melalui email.

Demonstrasi juga terlihat di beberapa kota di AS lainnya pada Rabu malam, ketika para aktivis menuntut agar penghitungan suara dilanjutkan tanpa hambatan di beberapa kota, termasuk Atlanta, Detroit, New York, dan Oakland.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Joe Biden Tempel Ketat Trump di Medan Tempur Georgia

Sebelumnya pada Rabu, sekitar 100 orang berkumpul untuk acara antaragama sebelum pawai unjuk rasa yang direncanakan berlangsung di pusat kota Detroit, di negara bagian Michigan, untuk menuntut penghitungan suara penuh dan apa yang mereka sebut transisi kekuasaan secara damai.

Mitra lokal dari Protect the Results,sebuah koalisi yang terdiri lebih dari 165 organisasi akar rumput, kelompok advokasi dan serikat pekerja, telah menyelenggarakan lebih dari 100 acara yang direncanakan di seluruh negeri antara Rabu dan Sabtu.

Baca juga: Update Pilpres AS: Termakan Desas-desus, Pendukung Trump Serbu Gedung Penghitungan Suara

Menjelang pemilihan 3 November, Amerika Serikat telah menyaksikan protes berbulan-bulan setelah kematian George Floyd pada Mei, seorang Afrika-Amerika yang meninggal setelah seorang petugas polisi Minneapolis menindih lehernya dengan lutut selama hampir 9 menit.

Aksi protes sekali lagi terjadi setelah adanya penembakan seorang Afrika-Amerika bernama Jacob Blake oleh polisi di Kenosha, Wisconsin.

Tidak lama setelahnya, terjadi penembakan Walter Wallace Jr yang berusia 27 tahun yang ditembak mati oleh dua petugas polisi di Philadelphia.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Suara Biden Melonjak Jadi 153.710 di Michigan, Ternyata Salah Ketik

Portland telah menyaksikan beberapa demonstrasi sejak kematian Floyd, terutama di daerah pusat kota, dengan protes yang terkadang berubah menjadi bentrokan antara demonstran dan polisi, serta antara kelompok sayap kanan dan kiri.

Protes anti-rasisme menuntut diakhirinya kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan rasial.

Sementara, demonstrasi yang terjadi baru-baru ini adalah seputar pemungutan suara 3 November yang menuntut penghitungan penuh suara untuk pemilu yang telah berlangsung pada Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Pilpres AS: Warga Venezuela Dukung Trump Menang Demi Gulingkan Penguasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com