Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali Khamenei: Dukungan Kartun Nabi Muhammad adalah Politik Pemerintah Perancis yang Kejam

Kompas.com - 04/11/2020, 07:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengutuk Perancis dan pemerintah Eropa lainnya karena mendukung penerbitan kartun Nabi Muhammad dan menolak klaim mereka untuk membela kebebasan berekspresi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa (3/11/2020) untuk menandai ulang tahun Nabi Muhammad, Khamenei mengecam dukungan resmi "pahit dan buruk" di balik karikatur yang diterbitkan oleh majalah satir Perancis, Charlie Hebdo.

“Ini (konflik kartun Nabi Muhammad) bukan hanya kehancuran seni Perancis, ini adalah politik pemerintah yang mendukung tindakan yang salah ini. Ini adalah tokoh politik yang secara eksplisit mendukung ini,” kata Khamenei, merujuk pada Presiden Perancis Emmanuel Macron, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (3/11/2020).

Mengutip kebebasan berekspresi, para pemimpin Perancis dan Eropa telah mendukung hak untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad, yang sangat dihormati oleh Muslim dan penggambaran visualnya dilarang dalam Islam.

Baca juga: Dituding Bersekutu dengan Erdogan, Perancis Larang Kelompok Ini Beraktivitas

Karikatur itu disebut sebagai alasan di balik serangan mematikan yang diluncurkan di kantor majalah Charlie Hebdo pada awal 2015, oleh pejuang yang terkait dengan al-Qaeda.

Pada Oktober, guru bahasa Perancis Samuel Paty dibunuh di siang bolong dekat sekolahnya di pinggiran kota Paris, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhamamad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari diskusi tentang kebebasan berekspresi.

Khamenei pada Selasa, mengatakan pemerintah Perancis seharusnya menyatakan dukungan dan belasungkawa untuk korban pembunuhan, tetapi membiarkan karikatur dipublikasikan adalah salah.

“Mereka bilang seseorang telah terbunuh. Nah, ungkapkan belasungkawa dan kebaikan untuknya. Mengapa Anda secara eksplisit mendukung karikatur keji itu?" ungkap Khamenei.

Pemimpin tertinggi Iran ini juga mendukung kemarahan dan protes Muslim atas pertikaian tersebut, dengan mengatakan itu menunjukkan bahwa mereka "hidup".

Baca juga: Perancis Rincikan Hukum Separatisme yang Singgung Islam

Muslim di seluruh dunia telah menunjukkan kemarahan mereka atas komentar Macron baru-baru ini di mana dia mengatakan Islam adalah " agama dalam krisis".

Para pemimpin Muslim mengkritik pernyataan itu, orang-orang memprotes dan kampanye untuk memboikot barang-barang Perancis telah diluncurkan di beberapa negara.

Di Iran, protes publik diadakan di depan kedutaan Perancis, di jalan Neauphle-le-Chateau Teheran pada 28 Oktober.

Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera pekan lalu, Macron mengatakan dia memahami dan menghormati perasaan Muslim, tetapi menambahkan bahwa dia mencoba melawan "Islam radikal" yang merupakan ancaman bagi semua, terutama Muslim.

Dia juga mengatakan karikatur itu "bukan proyek pemerintah" dan "muncul dari surat kabar bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintah".

Baca juga: Pembunuh 3 Orang di Gereja Perancis Positif Virus Corona

Dua sisi mata uang

Dalam pidatonya Selasa, Khamenei menolak klaim para pemimpin Perancis dan Eropa bahwa mereka membela kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.

“Politik pemerintah Perancis juga menyediakan perlindungan bagi beberapa teroris paling biadab dan paling kejam di dunia,” katanya dalam referensi yang jelas kepada anggota Mujahidin-e-Khalq (MEK).

MEK dianggap sebagai organisasi "teroris" oleh Iran, memiliki markas besar di Paris dan di negara-negara Eropa lainnya.

Organisasi itu yang mengadvokasi perubahan rezim di Iran, masuk dalam daftar teror Amerika Serikat dari 1997 hingga 2012.

Selain itu, kata Khamenei, Perancis adalah salah satu negara Barat yang memberikan dukungan finansial dan material paling banyak kepada "serigala haus darah" Saddam Hussein.

Hussein, mantan pemimpin Irak, menginvasi Iran pada 1980, tak lama setelah revolusi 1979 dalam upaya menggulingkan republik Islam yang baru dibentuk.

Perang Iran-Irak berikutnya berlangsung selama 8 tahun dan menyebabkan ratusan ribu korban di kedua sisi.

Baca juga: Dua Geng di Perancis Ini Terlibat Perang di Siang Bolong

“Ini adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Mendukung kebiadaban budaya dan tindakan kriminal karikatur adalah sisi lain dari koin membela (MEK) dan Saddam," kata Khamenei.

Dia mengatakan ini mengungkapkan "sifat gelap budaya Barat" dan "peradaban biadab" yang menutupi dirinya menggunakan penampilan modern dan kemajuan sains dan teknologi.

Komentar Khamenei muncul setelah semua pejabat tinggi dan organisasi di Iran mengutuk dukungan Perancis dan Eropa atas karikatur dan komentar Macron.

Pekan lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam perlakuan Perancis terhadap Islam, mengatakan dukungan Barat untuk kartun itu tidak etis dan menghina Muslim.

“Menghina nabi adalah menghina semua Muslim. Menghina nabi (Muhaammad) berarti menghina semua nabi, nilai-nilai kemanusiaan, dan sama saja dengan merusak etika,” katanya.

Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif juga mengatakan bahwa Perancis "memicu ekstremisme" dengan tindakan semacam itu, dengan kementeriannya memanggil kuasa hukum Perancis untuk secara resmi memprotes pernyataan Macron.

Baca juga: Pelaku Penembakan Pendeta Ortodoks di Perancis Ternyata Masih Berkeliaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com