SEOUL, KOMPAS.com - Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950, ketika 75.000 Tentara Rakyat Korea Utara terjun melintasi batas paralel ke-38, yang memisahkan Republik Demokratik Korea di Utara yang didukung Soviet, dan Republik Korea di selatan yang pro-Barat.
Invasi ini adalah aksi militer pertama di Perang Dingin. Pada Juli pasukan Amerika Serikat (AS) memasuki medan perang atas nama Korea Selatan, dan seperti biasa mereka memerangi komunisme.
Perang Korea berlangsung 3 tahun dengan berakhir pada Juli 1953. Secara total sekitar 5 juta tentara dan warga sipil tewas dalam perang ini.
Banyak orang AS menyebut Perang Korea adalah "Perang yang Terlupakan", karena perhatian media tidak sebesar Perang Dunia I, Perang Dunia II, atau Perang Vietnam.
Baca juga: Kisah Perang: Burlington Bunker, Kemewahan Masa Lampau yang Terbengkalai di Bawah Inggris
Sejak awal abad ke-20 Korea menjadi bagian dari kekaisaran Jepang, dan setelah kalahnya "Negeri Sakura" di Perang Dunia II semenanjung tersebut jatuh ke tangan Amerika dan Soviet.
Pada Agustus 1945 dua ajudan muda di Kementerian Luar Negeri AS membagi semenanjung Korea menjadi dua dengan garis paralel ke-38. Rusia menduduki area di utara garis, sedangkan AS menempati sisi selatan.
Dua negara lalu terbentuk di akhir dekade tersebut. Di selatan diktator anti-komunis Syngman Rhee (1875-1965) mendapat dukungan dari pemerintah AS, kemudian di utara bercokol diktator komunis Kim Il Sung (1912-1994) yang ditopang Soviet.
Tak ada satu pun dari mereka yang berdiam diri sesuai jatah wilayah dari garis paralel ke-38, dan konflik di perbatasan sering terjadi. Hampir 10.000 tentara Korut dan Korsel tewas dalam pertempuran sebelum Perang Korea dimulai.
Baca juga: Kisah Perang: 7 Bunker Terbesar di Dunia, Ada Starbucks dan Bioskopnya
Invasi Korut membuat AS khawatir itu adalah langkah pertama dalam upaya komunis menguasai dunia. Berpangku tangan bukan pilihan, sehingga para petinggi AS pun memutuskan negaranya turun ke medan perang.
Dikutip dari History, awalnya perang ini bersifat defensif di Korsel untuk mengusir komunis dari Selatan.
Suhu udara saat itu juga menjadi momok tersendiri bagi tentara AS, karena Korea mencatatkan salah satu musim panas terpanas dan terkering dalam sejarah.
Akibatnya, banyak tentara Amerika yang kehausan dan terpaksa minum air sawah yang sudah bercampur kotoran manusia. Penyakit usus pun menyebar disertai penyakit-penyakit lainnya.
Baca juga: Kisah Perang: Di Rumput yang Coklat, Sepak Bola Bangkitkan Denyut Nadi Aleppo
Pada akhir musim panas Presiden Harry Truman dan Jenderal Douglas MacArthur yang bertanggung jawab atas medan perang Asia, memutuskan tujuan perang baru. Bagi Sekutu, Perang Korea kini menjadi ofensif, untuk "membebaskan" Utara dari komunisme.
Awalnya strategi baru ini sukses. Serangan amfibi di Incheon yang disebut Inchheon Landing mendorong Korut keluar dari Seoul dan kembali ke wilayahnya sesuai pembagian garis paralel ke-38.