Menurutnya sejarah sudah mencatat peran khusus kaum perempuan di masyarakat muslim ketika perang atau bencana kesehatan, di mana mereka ikut berkecimpung sebagai tenaga kesehatan.
”Perempuan sudah melakukan pekerjaan ini sejak 1.400 tahun lalu," sambung Nahar.
Kajal Debnath, anggota Dewan Persatuan Hindu Buddha dan Kristen Bangladesh, mengatakan kebanyakan tenaga perawat berasal dari kelompok minoritas agama.
“Mereka tidak berhenti bekerja atas nama agama. Di tengah Bangladesh yang diyakini konservatif, atau terjebak di antara disiplin-disiplin keagamaan, perempuan-perempuan kita menunjukkan revolusi,” kata Debnath.
Baca juga: Hanya Bekerja dengan 2 Jari, Difabel Bangladesh Jadi Freelance Desainer Kelas Dunia
Saat ini, sejumlah lembaga Islam menawarkan bantuan pemakaman bagi korban virus corona di Bangladesh. Menurut para panelis, inisiatif tersebut menegaskan solidaritas untuk menghadapi krisis kesehatan di semua komunitas agama bersama-sama.
Meski demikian, mereka mengakui ada banyak elemen di dalam agama yang justru memperlemah upaya penanganan pandemi.
“Jika Anda berbicara tentang agama, maka akan selalu ada perdebatan. Tapi yang penting adalah bahwa kekuatan positif lebih dominan ketimbang yang negatif," kata Debnath.
Menurut Azizun Nahar, akan ada kelompok masyarakat yang menolak inisiatif-inisiatif kesehatan untuk meredam wabah, tapi ada lebih banyak yang menaatinya. Dia menambahkan rasa kemanusiaan akan selalu didahulukan ketimbang identitas keagamaan milik seseorang.
“Orang-orang ini datang untuk membantu, digerakkan oleh rasa cinta atau empati kemanusiaan. Pada akhirnya, dukungan bagi hal-hal baik akan datang dari dalam masyarakat sendiri,” kata dia.
Baca juga: Masjid Jami Meledak di Bangladesh, Korban Tewas Naik Lagi Jadi 24
Diskusi televisi yang bertajuk “agama menanggulangi virus corona” diselenggarakan Deutsche Welle Bengali dan disiarkan Jumat (23/10/2020) oleh stasiun televisi Channel I.
Isu yang dibahas membias dari tanggungjawab agama sebagai salah satu kekuatan dunia, untuk ikut membantu menangani masalah global kekinian, antara lain virus corona.
Proyek ini dibiayai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman, dan diselenggarakan dengan bantuan organisasi hak sipil lokal, Article 19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.