Beberapa saat kemudian dia ditembak mati oleh polisi.
Anzorov memenggal kepala Paty dengan pisau panjang.
Banyak siswa Paty melihat gambar tersebut secara online sebelum dihapus peredarannya.
Para remaja yang memberikan identifikasi soal Paty kepada pembunuhnya dengan imbalan uang pada Rabu malam didakwa atas pembunuhan itu.
Orang tua salah satu murid Paty, yang memulai kampanye media sosial melawan guru tersebut, meskipun putrinya tidak ada di kelas saat kartun ditayangkan, juga didakwa.
Orang lainnya yang juga didakwa adalah seorang radikal Islamis terkenal yang membantu ayah murid membangkitkan kemarahan terhadap Paty.
Tiga orang lainnya yang menghadapi tuntutan adalah teman Anzorov, salah satunya diduga mengantarnya ke TKP. Sementara yang lain menemaninya untuk membeli senjata.
Dua dari mereka juga menghadapi tuduhan terlibat dalam pembunuhan teroris, sementara yang ketiga didakwa dengan pelanggaran yang lebih ringan, kata kantor kejaksaan anti-teroris.
Paty, laki-laki berusia 47 tahun, menjadi sasaran kampanye kebencian online atas pilihan materi pelajarannya, yaitu kartun Nabi Muhammad, yang telah memicu serangan berdarah oleh pria bersenjata Islam di kantor majalah satir Charlie Hebdo pada Januari 2015.
Polisi telah melakukan puluhan penggerebekan sejak kejahatan itu terjadi, sementara pemerintah telah memerintahkan penutupan 6 bulan sebuah masjid di luar Paris dan membubarkan Kolektif Sheikh Yassin, sebuah kelompok yang mereka katakan mendukung Hamas.
Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf
Pemerintah Perancis telah membubarkan lebih dari 50 organisasi lain yang dituduh memiliki hubungan dengan Islam radikal.
Pemenggalan kepala Paty adalah serangan dengan pisau kedua atas nama pembalasan untuk Nabi Muhammad sejak persidangan tersangka kaki tangan dalam serangan Charlie Hebdo yang dimulai pada September.
Pembunuhan Paty telah memicu luapan emosi di Perancis, dengan puluhan ribu orang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di seluruh negeri untuk membela kebebasan berbicara.
"Kami tidak akan menyerah terhadap (kasus melibatkan) kartun (Nabi Muhammad)," sumpah Macron dalam upacara pada Rabu untuk menghormati Paty di universitas Sorbonne di Paris.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan