Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Besar Menentang Dekrit Darurat Thailand: Kami Ingin Kebebasan

Kompas.com - 16/10/2020, 09:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BANGKOK, KOMPAS.com – Dari toko, kantor, hingga sekolah, puluhan ribu orang tumpah ke jalanan di Bangkok, Thailand, Kamis (15/10/2020), menyuarakan keterkejutan dan kemarahan mereka.

Mereka menentang aturan terbaru Pemerintah Thailand yang melarang pertemuan yang dihadiri lebih dari lima orang.

Pemerintah Thailand mengeluarkan dekrit darurat yang melarang kerumunan dan pembatasan media pada Kamis.

Pemerintah berdalih langkah tersebut untuk menekan penyebaran virus corona. Namun, langlah tersebut justru dianggap menekan aksi protes di Thailand yang terus berlangsung hingga tiga bulan terakhir.

Dilansir dari Reuters, Jumat (16/10/2020), aksi tersebut merupakan salah satu aksi demonstrasi terbesar sejauh ini di jantung ibu kota Thailand.

"Saya tidak takut. Darurat atau tidak, saya tidak punya kebebasan,” kata seorang ilustrator, Thanatpohn Dejkunchorn (26), yang pulang kerja lebih awal untuk ikut protes bersama teman-temannya.

Baca juga: Thailand Umumkan Dekrit Darurat: Demonstran Ditangkap, Pertemuan 5 Orang Lebih Dilarang

“Saya ingin ada kebebasan di negara ini. Saya ingin bebas dari lingkaran setan ini,” sambung dia.

Sejak pertengahan Juli, protes besar telah pecah di Thailand untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.

"Kami harus menciptakan pemahaman dengan para pengunjuk rasa," kata Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri kepada Reuters.

Dia juga mengeluhkan bahwa para pemimpin protes tidak memberikan "informasi lengkap" kepada para pengunjuk rasa.

Polisi mengatakan mereka akan menangkap semua pengunjuk rasa meski tidak menjelaskan bagaimana mereka akan menuntut mereka.

Baca juga: Demonstran dan Loyalis Kerajaan Thailand Saling Unjuk Gigi di Jalanan

Istana Kerajaan telah menolak permintaan komentar atas pengunjuk rasa atau tuntutan mereka.

Hingga Rabu (14/10/2020), pemerintah masih membiarkan aksi demonstrasi terjadi. Pemerintah juga belum menunjukkan tanda-tanda untuk memnuhi tuntutan para demonstran.

Namun, semua berubah ketika terjadi insiden di mana para pengunjuk rasa mencemooh iring-iringan mobil Ratu Suthida saat dia dan Raja Maha Vajiralongkorn melakukan kunjungan ke Bangkok.

Pemerintah menyatakan insiden tersebut berisiko terhadap keamanan nasional dan ekonomi dari protes.

Baca juga: Demonstran Serukan Protes Besar Terbaru, Pemerintah Thailand Tak Khawatir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com