JENEWA, KOMPAS.com - Badan migrasi PBB mencatat penutupan dan pembatasan perbatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah telah mengakibatkan hampir 3 juta migran di seluruh dunia telantar, yang ingin kembali ke rumah, tetapi tidak bisa.
Badan tersebut mengatakan pada Jumat (9/10/2020), seperti yang dilansir dari Reuters bahwa beberapa dari migran itu telah "ditempatkan" dalam pengaturan yang tidak higienis.
Laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) ini adalah yang paling komprehensif tentang masalah ini, yang mencakup migran lebih dari 100 negara.
Baca juga: Polisi Tangkap Migran Ilegal yang Bersembunyi di Mobil Sepanjang Perjalanan Perancis-Inggris
Laporan tersebut spesifik hanya mencakup migran yang ingin kembali, tetapi tidak dapat melakukannya karena pembatasan Covid-19, seperti pelaut yang terjebak di kapal yang dinonaktifkan, penambang, atau pekerja konstruksi.
“Harus jelas bahwa para migran dapat dipulangkan dengan cara yang aman dan bermartabat, meskipun ada kendala yang diberlakukan oleh Covid-19,” kata Direktur Jenderal António Vitorino dalam sebuah pernyataan, mendesak dialog antarnegara.
Baca juga: Taiwan Bantah telah Menolak Aturan Baru Tenaga Kerja Migran Indonesia
Beberapa migran yang telantar telah terisolasi di tempat yang tidak bersih dan di mana social distancing tidak mungkin diterapkan, sehingga menempatkan mereka pada risiko penyakit.
Sebagian kasus lainnya yang muncul di sana adalah terjadinya pelecehan, eksploitasi, dan penelantaran, kata laporan itu.
Wilayah terparah sejauh ini adalah Timur Tengah dan Afrika Utara yang menyumbang 1,2 juta dari total 2,7 juta migran dalam penghitungan IOM. Kedua, adalah Asia dengan hampir 1 juta.
Juru bicara IOM Paul Dillon mengatakan bahwa 648.000 migran yang telantar berada di Uni Emirat Arab dan sering kali merupakan pekerja konstruksi dari Afrika Timur dan Asia, sedangkan 280.000 terjebak di Arab Saudi.
Ada pula terjebak di kapal pesiar yang menganggur, bahkan sering kali tidak diberi kesempatan untuk naik ke atas dek.
Baca juga: Terjang Halangan, KBRI Damaskus Sukses Pulangkan 102 Pekerja Migran Indonesia
"Ini situasi yang sangat mengerikan untuk terjebak di bawah dek selama enam bulan," kata Dillon, mendesak pengobatan yang lebih baik.
“Migran adalah kunci, mereka sentral, untuk ekonomi global yang kuat,” tambahnya.
Namun, IOM memuji keberhasilan baru-baru ini, seperti kesepakatan untuk mengizinkan 3.400 penambang Mozambiquan menyeberang kembali ke Afrika Selatan setelah pemeriksaan medis, serta kesepakatan antara UEA dan India tentang pekerja migran.
Baca juga: Hendak Mengungsi ke Yaman, Migran Somalia Tak Tahu di Sana Ada Perang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.