Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Dalam Perjalanan Ini, Tak Ada yang Peduli Anda Hidup atau Mati', Laporan PBB tentang Ribuan Migran yang Tewas

Kompas.com - 29/07/2020, 12:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Ribuan migran dilaporkan tewas setelah menderita kekerasan "ekstrem" saat melintasi Benua Afrika menurut laporan PBB pada Rabu (29/7/2020). 

PBB memperkirakan, sebanyak 72 orang tewas setiap bulannya di rute benua tersebut.

Ada fokus yang cukup besar terhadap ribuan orang yang hilang di laut saat mencoba menyeberang dari Afrika ke Eropa, namun sebuah laporan baru menemukan bahwa rute dari Afrika Barat dan Timur ke Mediterania bisa sama-sama berbahaya.

Laporan yang berjudul, "On this journey, no one cares if you live or die," (dalam perjalanan ini, tak ada yang peduli Anda hidup atau mati) merinci kenyataan mengerikan yang dihadapi banyak migran dalam sepanjang perlintasan mereka mencari perlindungan.

Baca juga: Sempat Dikira Tenggelam, 26 Pengungsi Rohingya Ditemukan Sembunyi di Semak-semak

Laporan itu diterbitkan bersama oleh badan pengungsi PBB dan Pusat Migrasi Campuran Dewan Pengungsi Denmark (MMC).

Kebanyakan migran membuat beberapa pengalaman perjalanan atau menyaksikan, "kebrutalan dan ketidakmanusiaan yang tak bisa diungkap dengan kata-kata" yang dilakukan para penyelundup, pedagang manusia, militan, dan terkadang beberapa aktor negara menurut UNHCR.

Melansir AFP, pada 2018 dan 2019 sendiri, sebanyak 1.750 orang tewas, setara dengan 72 kematian dalam sebulan atau lebih dari 2 kematian dalam satu hari.

"Membuat rute itu menjadi rute paling berbahaya bagi pengungsi dan migran di dunia," ungkap laporan tersebut.

Baca juga: 24 Pengungsi Rohingya Ditakutkan Tenggelam saat Menuju Malaysia

"Sudah terlalu lama, kekerasan mengerikan yang dialami para pengungsi dan migran di sepanjang rute darat ini sebagian besar tetap tidak terlihat," kata kepala pengungsi PBB Filippo Grandi dalam pernyataannya.

Laporan itu, mendokumentasikan "pembunuhan dan kekerasan luas yang brutal terhadap orang-orang yang putus asa dan melarikan diri dari perang, kekerasan dan penganiayaan."

Hampir sepertiga dari mereka yang mati di sepanjang rute darat mencoba menyeberangi Gurun Sahara. Lainnya tewas di Libya Selatan yang dilanda perang, sementara rute lain yang mematikan melintasi Republik Afrika Tengah dan Mali yang sedang dilanda konflik.

Baca juga: Tulis Novel Selama Ditahan di Kamp, Pengungsi Ini Dapat Suaka dari Selandia Baru

'Kondisi mengerikan'

Mereka yang selamat, kebanyakan mengalami trauma.

Hal itu terjadi khususnya bagi mereka yang melintasi Libya, di mana banyak percobaan pembunuhan, penyiksaan dan kerja paksa serta pemukulan yang meluas sebagaimana dinyatakan dalam laporan tersebut.

Puluhan ribu pengungsi dan pencari suaka seringkali merupakan migran sub-Sahara Afrika dan Asia yang berharap bisa melintasi Mediterania namun terdampar di Libya yang tengah dilanda kekacauan. Rute itu menjadi rute utama migrasi ilegal ke Eropa.

Dan banyak juga yang mencoba melintasi Mediterania dihentikan dan dikembalikan oleh penjaga pantai Libya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com