Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.000 Hewan Peliharaan Mati dalam Kardus di China, Seminggu Tidak Makan

Kompas.com - 08/10/2020, 18:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CBS News

LUOHE, KOMPAS.com - Setidaknya 5.000 hewan peliharaan ditemukan mati dalam kardus pengiriman di fasilitas logistik China tengah pekan lalu. Insiden ini diduga akibat miskomunikasi dalam alur pasokan industri.

Hanya beberapa ratus hewan yang selamat, dan pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan atas penemuan di provinsi Henan itu, kata kelompok penyelamat hewan Utopia kepada CBS News Rabu (30/9/2020).

"Stasiun itu penuh dengan kotak kiriman ekspres berisi ribuan hewan mati, dan semua tempatnya berbau bangkai busuk," kata Sister Hua pendiri kelompok penyelamat hewan tersebut, yang tidak menggunakan nama asli.

Baca juga: Memilukan, Balita Dikurung di Kandang dan Dikelilingi Hewan Terlantar

"Ini seperti neraka," katanya kepada CBS News dalam wawancara telepon.

Hewan-hewan yang mati itu di antaranya kelinci, marmut, kucing, dan anjing. Semuanya disimpan di kandang plastik atau logam, yang dibungkus kotak karton dengan lubang udara.

Namun mereka dibiarkan dalam kotak tanpa makanan atau air selama sekitar seminggu, sebelum ditemukan di stasiun Logistik Dongxing, kota Luohe, provinsi Henan.

"Sangat jelas mereka mati karena lemas, dehidrasi, dan kelaparan," lanjut Hua.

Baca juga: Binatang Kecil Pembunuh Ratusan Hewan Ternak di Louisiana

Hukum di China melarang pengiriman hewan hidup dalam kemasan normal. Hua melanjutkan, kemungkinan besar hewan-hewan itu dibeli online sebagai peliharaan, tetapi dibiarkan terlantar di depot logistik karena pengumpulan yang terhambat.

Perusahaan logistiknya diduga tak mau menandatangani pengiriman yang melanggar UU transportasi.

"Miskomunikasi di dalam perusahaan pelayaran dan inkonsistensi penerapan regulasi pelayaran secara langsung berakibat pada tragedi tersebut," ucap Hua.

"Tentu saja baik pembeli maupun penjual sama-sama bertangung jawab."

Baca juga: Perancis Juara Eropa dalam Menelantarkan Hewan Peliharaan, Ini Sebabnya

Perusahaan perkapalan Yunda mengatakan ke media lokal, mereka tidak tahu insiden tersebut tapi stafnya telah mengonfirmasi mereka diizinkan mengangkut hewan hidup dalam kardus berlubang, menurut surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah.

Hua dan 20 rekan relawannya berhasil menyelamatkan 200 kelinci dan 50 anjing serta kucing dari lokasi kejadian.

Banyak di antara hewan-hewan itu kemudian diadopsi, lalu hewan yang sakit parah dibawa ke klinik.

Otoritas setempat juga mengatur agar ribuan hewan yang mati dikumpulkan, didisinfeksi, dan dikubur.

"Lakukan adopsi daripada membeli dan mengirim hewan secara ilegal," tegas Hua kepada publik, seraya mendesak otoritas China menegakkan aturan tentang pengiriman hewan hidup secara tegas.

Baca juga: Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com