LUOHE, KOMPAS.com - Setidaknya 5.000 hewan peliharaan ditemukan mati dalam kardus pengiriman di fasilitas logistik China tengah pekan lalu. Insiden ini diduga akibat miskomunikasi dalam alur pasokan industri.
Hanya beberapa ratus hewan yang selamat, dan pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan atas penemuan di provinsi Henan itu, kata kelompok penyelamat hewan Utopia kepada CBS News Rabu (30/9/2020).
"Stasiun itu penuh dengan kotak kiriman ekspres berisi ribuan hewan mati, dan semua tempatnya berbau bangkai busuk," kata Sister Hua pendiri kelompok penyelamat hewan tersebut, yang tidak menggunakan nama asli.
Baca juga: Memilukan, Balita Dikurung di Kandang dan Dikelilingi Hewan Terlantar
"Ini seperti neraka," katanya kepada CBS News dalam wawancara telepon.
Hewan-hewan yang mati itu di antaranya kelinci, marmut, kucing, dan anjing. Semuanya disimpan di kandang plastik atau logam, yang dibungkus kotak karton dengan lubang udara.
Namun mereka dibiarkan dalam kotak tanpa makanan atau air selama sekitar seminggu, sebelum ditemukan di stasiun Logistik Dongxing, kota Luohe, provinsi Henan.
"Sangat jelas mereka mati karena lemas, dehidrasi, dan kelaparan," lanjut Hua.
Baca juga: Binatang Kecil Pembunuh Ratusan Hewan Ternak di Louisiana
Hukum di China melarang pengiriman hewan hidup dalam kemasan normal. Hua melanjutkan, kemungkinan besar hewan-hewan itu dibeli online sebagai peliharaan, tetapi dibiarkan terlantar di depot logistik karena pengumpulan yang terhambat.
Perusahaan logistiknya diduga tak mau menandatangani pengiriman yang melanggar UU transportasi.
"Miskomunikasi di dalam perusahaan pelayaran dan inkonsistensi penerapan regulasi pelayaran secara langsung berakibat pada tragedi tersebut," ucap Hua.
"Tentu saja baik pembeli maupun penjual sama-sama bertangung jawab."
Baca juga: Perancis Juara Eropa dalam Menelantarkan Hewan Peliharaan, Ini Sebabnya
Perusahaan perkapalan Yunda mengatakan ke media lokal, mereka tidak tahu insiden tersebut tapi stafnya telah mengonfirmasi mereka diizinkan mengangkut hewan hidup dalam kardus berlubang, menurut surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah.
Hua dan 20 rekan relawannya berhasil menyelamatkan 200 kelinci dan 50 anjing serta kucing dari lokasi kejadian.
Banyak di antara hewan-hewan itu kemudian diadopsi, lalu hewan yang sakit parah dibawa ke klinik.
Otoritas setempat juga mengatur agar ribuan hewan yang mati dikumpulkan, didisinfeksi, dan dikubur.
"Lakukan adopsi daripada membeli dan mengirim hewan secara ilegal," tegas Hua kepada publik, seraya mendesak otoritas China menegakkan aturan tentang pengiriman hewan hidup secara tegas.
Baca juga: Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.