Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Sengit Azerbaijan-Armenia Berlanjut, Korban Tewas Bertambah 150 Orang

Kompas.com - 04/10/2020, 11:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber VOA News

YEREVAN, KOMPAS.com – Pertempuran sengit antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh masih berlanjut pada Sabtu (3/10/2020).

Hal itu diutarakan oleh pejabat berwenang dair kedua belah pihak sebagaimana dilansir dari VOA, Sabtu.

Pasukan Armenia dan Azerbaijan tampaknya mengabaikan seruan untuk melakukan gencata yang diutarakan oleh Amerika Serikat (AS), Perancis, dan Rusia.

Pejabat Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukannya telah menangkis serangan besar-besaran dari Azerbaijan di sepanjang garis depan.

Baca juga: Militer Azerbaijan Rilis Video Musik Heavy Metal di Tengah Ketegangan Perang dengan Armenia

Mereka juga mengklaim telah menembak jatuh tiga pesawat.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan membantah ada pesawat yang ditembak jatuh dan mengatakan personel Armenia telah menembaki wilayah sipil.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pasukannya telah mengambil alih sebuah desa strategis, Madagiz, pada Sabtu.

Korban tewas dalam pertempuran sengit tersebut dilaporkan bertambah sebanyak 150 jiwa dari kedua belah pihak.

Baca juga: Di Tengah Sengketa Armenia-Azerbaijan, Nagorno-Kabarakh Ingin Perjuangkan Republik Sampai Mati

Serangan itu terjadi setelah Stepanakert, Ibu Kota Nagorno-Karabakh, diserang oleh pasukan Azerbaijan berdasarkan laporan media.

Aliyev menuntut penarikan pasukan Armenia dari Nagorno-Karabakh sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri pertempuran.

Kedua belah pihak sebelumnya telah menolak tuntutan gencatan senjata di wilayah yang disengketakan.

Baca juga: Sebut Azerbaijan Dibantu Turki, PM Armenia Paparkan Buktinya

 

Justru, pertempuran semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir dan menjadi insiden paling berdarah sejak 1990.

Separatis Armenia merebut Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan dalam perang berdarah pada 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 orang.

Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik telah dihentikan sejak perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada 1994 antara Armenia, Azerbaijan, dan Nagorno-Karabakh.

Upaya perdamaian dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang dimediasi oleh OSCE Minsk Group terdiri atas AS, Perancis, dan Rusia, runtuh pada 2010.

Baca juga: Armenia: Dukungan Turki ke Azerbaijan Mengarahkan Tindakan Genosida

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com