YEREVAN, KOMPAS.com – Pertempuran sengit antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh masih berlanjut pada Sabtu (3/10/2020).
Hal itu diutarakan oleh pejabat berwenang dair kedua belah pihak sebagaimana dilansir dari VOA, Sabtu.
Pasukan Armenia dan Azerbaijan tampaknya mengabaikan seruan untuk melakukan gencata yang diutarakan oleh Amerika Serikat (AS), Perancis, dan Rusia.
Pejabat Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukannya telah menangkis serangan besar-besaran dari Azerbaijan di sepanjang garis depan.
Baca juga: Militer Azerbaijan Rilis Video Musik Heavy Metal di Tengah Ketegangan Perang dengan Armenia
Mereka juga mengklaim telah menembak jatuh tiga pesawat.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan membantah ada pesawat yang ditembak jatuh dan mengatakan personel Armenia telah menembaki wilayah sipil.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pasukannya telah mengambil alih sebuah desa strategis, Madagiz, pada Sabtu.
Korban tewas dalam pertempuran sengit tersebut dilaporkan bertambah sebanyak 150 jiwa dari kedua belah pihak.
Baca juga: Di Tengah Sengketa Armenia-Azerbaijan, Nagorno-Kabarakh Ingin Perjuangkan Republik Sampai Mati
Serangan itu terjadi setelah Stepanakert, Ibu Kota Nagorno-Karabakh, diserang oleh pasukan Azerbaijan berdasarkan laporan media.
Aliyev menuntut penarikan pasukan Armenia dari Nagorno-Karabakh sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri pertempuran.
Kedua belah pihak sebelumnya telah menolak tuntutan gencatan senjata di wilayah yang disengketakan.
Baca juga: Sebut Azerbaijan Dibantu Turki, PM Armenia Paparkan Buktinya
Justru, pertempuran semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir dan menjadi insiden paling berdarah sejak 1990.
Separatis Armenia merebut Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan dalam perang berdarah pada 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 orang.
Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik telah dihentikan sejak perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada 1994 antara Armenia, Azerbaijan, dan Nagorno-Karabakh.
Upaya perdamaian dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang dimediasi oleh OSCE Minsk Group terdiri atas AS, Perancis, dan Rusia, runtuh pada 2010.
Baca juga: Armenia: Dukungan Turki ke Azerbaijan Mengarahkan Tindakan Genosida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.