Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Kim Jong Un Muncul Lagi di Depan Publik Setelah Dikabarkan Menghilang

Kompas.com - 02/10/2020, 17:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya sejak dikabarkan hilang, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, kembali muncul di hadapan publik.

Media pemerintah KCNA memberitakan, Kim adik bergabung bersama kakaknya dan sejumlah pejabat penting Korea Utara yang lainnya, dikutip Hindustan Times Jumat (2/10/2020).

Mereka disebut melakukan inspeksi di lokasi pengerjaan rekonstruksi daerah yang mengalami kerusakan akibat banjir pada September kemarin.

Baca juga: Kim Yo Jong Menghilang, Diduga Dia Dianggap Ancaman oleh Kim Jong Un

Kim Yo Jong menjadi salah satu sosok berpengaruh Korut pada April, ketika kondisi sang kakak dirumorkan tengah memburuk atau bahkan meninggal.

Terakhir kali dia disebut dalam pemberitaan adalah tatkala menemani Kim Jong Un berkunjung ke peternakan ayam, di mana dia mengambil puntung rokok dari tangan kakaknya.

Kemunculan kembali Kim adik pun menuai respons dari Rachel Minyoung Lee, analis politik independen yang bekerja dengan pemerintah AS.

"Daftar dari para pejabat yang ikut dalam kunjungan menunjukkan bahwa dia (Kim adik) belum dipinggirkan," papar Minyoung Lee.

Status perempuan yang diyakini berusia 32 tahun itu disorot pada tahun ini sebagai pemain kunci antara Korut dengan AS maupun tetangganya, Korea Selatan.

Harian "Negeri Ginseng" Chosun Ilbo bahkan melaporkan dia diduga bertemu dengan Presiden Donald Trump sebagai bentuk dukungan sebelum Pilpres AS.

Baca juga: Setelah Kakaknya, Kim Jong Un, Giliran Kim Yo Jong yang Menghilang dari Publik

Salah satu pejabat di departemen propaganda dan agitasi itu memimpin serangkaian ancaman dan provokasi terhadap Korea Selatan.

Di antaranya adalah penghancuran kantor penghubung yang berlokasi di Kaesong, di mana gedung itu jadi simbol rekonsiliasi dua Korea.

Situasi pun sempat memanas dan dikhawatirkan bakal memicu konflik lebih besar jika saja Kim Jong Un tak bertindak cepat membatalkan perintah adiknya itu.

Kemudian pada Juli, dia sempat mengirimkan pesan bahwa Korea Utara saat ini tidak mempunyai niat untuk berunding dengan Trump.

Setelah melontarkan perkataan tersebut, dia menghilang selama dua bulan. Memunculkan spekulasi bahwa dia dianggap ancaman oleh sang kakak.

Apalagi, Kim diduga memerintahkan pembunuhan terhadap kakak tirinya, Kim Jong Nam, di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, pada Februari 2017.

"Kita tentu tidak tahu apa yang terjadi selama itu. Tapi, saya tidak yakin jika dia tengah mendapatkan hukuman," jelas Minyoung Lee.

Baca juga: Adik Kim Jong Un Secara De Facto jadi Orang Nomor 2 di Korut Menurut Laporan Intelijen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com