Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didesak untuk Kecam China, Paus Fransiskus Enggan Temui Menlu AS

Kompas.com - 01/10/2020, 06:24 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak Vatikan pada Rabu (30/9/2020) untuk mengecam China karena telah melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Pompeo dikutip Associated Press (AP), mengatakan bahwa gereja Katolik harus menjadi yang terdepan dalam perlawanan terhadap pelanggaran HAM di sana.

Menlu AS tersebut mengungkapkan seruannya di Konferensi Kebebasan Beragama yang diorganisir oleh Kedutaan AS kepada Takhta Suci Vatikan dengan para pejabat terkemuka Vatikan sebagai peserta.

Momen itu terjadi bersamaan dengan Vatikan yang memasuki negosiasi rumit dengan Beijing untuk memperpanjang perjanjian kontroversial mereka tentang pencalonan uskup untuk China.

Pompeo mengkritik keras kesepakatan itu, menulis esai awal bulan ini yang menunjukkan bahwa Vatikan telah membahayakan otoritas moralnya dengan menandatanganinya.

Artikelnya sangat membuat jengkel Vatikan, yang melihat AS campur tangan dalam urusan internal gereja demi mencetak poin politik dalam negeri.

Baca juga: Pimpin Doa Angelus, Paus Fransiskus Doakan Perdamaian untuk Wilayah Kaukasus

Cardinal Pietro Parolin mengatakan bahwa Vatikan "terkejut" dengan apa yang ditulis Pompeo.

Menurut kantor berita ANSA, ketika berbicara kepada wartawan di luar konferensi, Parolin mengatakan bahwa pertemuan pribadi yang dijadwalkan Pompeo di Vatikan akan menjadi lebih tepat untuk mengungkapkan keprihatinannya.

Baik Parolin maupun Uskup Agung Paul Gallagher, tidak menyebut China dalam sambutan resmi mereka pada konferensi yang diadakan di ruang resepsi hotel dekat Kedutaan Besar AS.

Keduanya berfokus pada sejarah panjang Takhta Suci dalam mempromosikan kebebasan beragama sebagai hak asasi manusia yang fundamental.

“Masalah melindungi kebebasan beragama agar memungkinkan Gereja Katolik lokal untuk menjalankan misinya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ruang lingkup dan aktivitas Takhta Suci,” kata Gallagher.

Uskup Agung itu mengkritik ancaman “ideologis” terhadap kebebasan beragama, seperti Undang-undang di beberapa negara Barat yang mengubah konsep tradisional gender.

Baca juga: Paus Fransiskus ke PBB: Gunakan Krisis Covid-19 untuk Hasil yang Lebih Baik, Bukan yang Buruk

Ketika ditanya pada Rabu kemarin, bagaimana Takhta Suci menerima esai yang ditulis Pompeo, Gallagher menjawab, "Esainya diterima dengan (sikap) kritis."

Gallagher juga mengatakan, kedekatan kunjungan Pompeo dengan kepentingan pemilu AS, adalah "alasan mengapa Bapa Suci enggan menerima kehadiran Menlu AS" itu.

Pompeo yang tahun lalu berjumpa dengan Paus Fransiskus di panggung yang sama, tahun ini tidak bisa berjumpa dengan sang Bapa Suci melainkan berjumpa dengan Gallagher dan Parolin di Vatikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com