Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus ke PBB: Gunakan Krisis Covid-19 untuk Hasil yang Lebih Baik, Bukan yang Buruk

Kompas.com - 26/09/2020, 16:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus mendesak para pemimpin dunia pada Jumat (25/9/2020) kemarin untuk menggunakan keadaan darurat wabah virus corona sebagai kesempatan mereformasi ketidakadilan ekonomi global.

Melalui pidato yang direkam dalam video untuk digelar di depan Sidang Umum PBB itu, Sri Paus juga menyerukan agar PBB lebih terlibat dan berpengaruh dalam masalah yang lebih besar seperti melindungi orang miskin, para migran dan isu lingkungan.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa dunia ini memiliki pilihan yang harus diambil ketika keluar dari krisis wabah Covid-19 dan harus mengatasi dampak paling rentan di planet ini dengan solidaritas yang lebih besar, dialog dan multilateralisme, atau di dalam lingkup kecil adalah nasionalisme yang lebih besar.

Baca juga: Raja Salman Kritik Habis-habisan Iran dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB

Sementara sikap individualisme dan elitisme kata Paus, "pasti akan merugikan seluruh komunitas, menyebabkan luka yang ditimbulkan sendiri pada semua orang. Itu tidak boleh menang."

Sejak virus corona melanda Italia pada akhir Februari, Paus Fransiskus berusaha menunjukkan keterkaitan pandemi dengan kesehatan planet ini dan penduduknya.

Pesannya adalah bahwa krisis memberikan kesempatan “untuk keluar lebih baik atau lebih buruk,” dan ada banyak alasan untuk (memilih) bekerja agar menjadi lebih baik.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Presiden Duterte Kritik China di Sidang Umum PBB

"Wabah ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa satu sama lain, apalagi saling mengadu domba satu sama lain," ujarnya, "Inilah kenapa di saat kritis ini, sudah menjadi tugas kita untuk kembali memikirkan masa depan rumah dan proyek kita bersama."

Sri Paus diharapkan untuk menjabarkan lebih lanjut visinya untuk solidaritas dan dunia pasca Covid dalam surat kepausan yang akan dirilis 4 Oktober mendatang.

Pidatonya di PBB adalah ringkasan eksekutif atau blueprint dari apa yang diharapkan, tinjauan singkat fokus utamanya pada keadilan ekonomi, perlindungan lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat yang termarjinal.

Paus Fransiskus juga menegaskan kembali penolakan Gereja Katolik terhadap aborsi, salah satu poin utama perselisihan ideologis Vatikan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca juga: Trump dalam Sidang Umum PBB: China Harus Dimintai Pertanggungjawaban soal Covid-19

 

Dia mengatakan angka aborsi meningkat selama pandemi, mengatakan bahwa hal itu "menyedihkan" dan bahwa beberapa negara mempromosikan aborsi sebagai layanan penting yang harus disediakan bahkan selama keadaan darurat kesehatan.

“Sangat mengganggu untuk melihat betapa sederhana dan nyaman bagi beberapa orang untuk menyangkal keberadaan kehidupan manusia sebagai solusi untuk masalah yang dapat dan harus diselesaikan baik untuk ibu dan anaknya yang belum lahir,” katanya.

Paus Fransiskus menyerukan perawatan kesehatan dasar untuk semua, pengurangan, jika bukan amnesti utang untuk negara-negara termiskin di dunia dan reformasi lembaga keuangan Bretton-Woods yang katanya hanya meningkatkan ketidaksetaraan antara kaya dan miskin.

Baca juga: Di Sidang Umum PBB, Jokowi Dorong Perdamaian Indo-Pasifik

“Sekarang waktu yang tepat untuk memperbarui arsitektur keuangan internasional,” ujarnya.

Dia mengulangi tuntutannya untuk segera diakhirinya doktrin pencegahan nuklir, yang dia ucapkan sepenuhnya selama kunjungannya tahun 2019 ke Jepang pada peringatan yang didedikasikan untuk para korban bom atom di Hiroshima.

"Kita perlu membongkar logika sesat yang menghubungkan keamanan pribadi dan nasional dengan kepemilikan persenjataan," katanya.

“Doktrin pencegahan nuklir, khususnya, menciptakan etos ketakutan yang didasarkan pada ancaman saling menghancurkan; dengan cara ini, hal itu akhirnya meracuni hubungan antar manusia dan menghalangi dialog."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com