Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Azerbaijan-Armenia di Nagorny Karabakh Masuki Hari Kedua, 39 Orang Tewas

Kompas.com - 28/09/2020, 16:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BAKU, KOMPAS.com - Total 39 orang tewas dalam perang antara Armenia melawan Azerbaijan yang berlangsung di kawasan Nagorny Karabakh pada hari kedua.

Tambahan korban itu terjadi setelah kelompok separatis etnis Armenia di Karabakh mengumumkan 15 anggota mereka terbunuh dalam pertempuran.

Para pemimpin dunia sudah menyerukan agar perang antara Azerbaijan dengan pemberontak yang disokong Armenia sejak Minggu (27/9/2020) disudahi.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, PM Nikol Pashinyan: Campur Tangan Turki Akan Ciptakan Ketidakstabilan


Adapun konflik ini dimulai ketika wilayah Nagorny Karabakh direbut separatis pada 1990-an, dengan pertempuran terakhir dua kubu terjadi pada 2016.

Kementerian pertahanan di Karabakh menyatakan, sebanyak 32 tentara mereka tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Senin (28/9/2020).

Adapun tujuh korban lainnya merupakan warga sipi, di mana lima di antaranya adalah keluarga Azerbaijan, serta seorang perempuan.

Kemudian kementerian pertahanan Armenia menerangkan, baku tembak berlangsung semalaman dengan mereka berhasil merebut daerah mereka.

Namun, Baku mengeklaim bahwa mereka semakin bergerak maju dengan menghujani posisi musuh menggunakan roket dan serangan udara.

"Militer berhasil merebut sejumlah posisi penting desa Talysh. Musuh dipukul mundur," jelas kementerian pertahanan Azerbaijan dikutip AFP.

Baca juga: Presiden Azerbaijan: Armenia Menembaki Permukiman dan Pangkalan Militer Kami

Darurat perang

Yerevan menuding pasukan musuh membombardir kelompok separatis yang mereka sokong menggunakan segala persenjataan berat.

Adapun Baku balik menyatakan bahwa "saudara" bekas pecahan Uni Soviet tersebut menyerang permukiman sipil di kota Terter.

Azerbaijan melontarkan klaim bahwa mereka mampu membunuh 550 milisi pemberontak. Sebuah klaim yang mendapat bantahan dari Armenia.

Pertempuran tersebut terjadi pada Minggu pagi waktu setempat, di mana baik Armenia dan Azerbaijan saling tuding memulai baku tembak.

Berbagai pihak di dunia pun meminta kepada dua negara pecahan Uni Soviet tersebut untuk menghentikan konflik dan duduk semeja.

Baca juga: Konflik Azerbaijan-Armenia, Negara di Timur Tengah dan Asia Suarakan Keprihatinan

Rusia menyatakan, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendiskusikan situasi melalui percakapan telepon.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menginisiasikan langkah agar kedua pihak melakukan gencatan senjata, serta berunding guna mencari solusi.

Kemudian AS melalui kementerian luar negerinya juga mengaku telah menghubungi kedua kubu agar menghentikan tembak menembak dan segera bernegosiasi.

Wilayah Nagorny Karabakh direbut oleh separatis dari etnis Armenia dalam perang di periode 1990-an, yang merenggut nyawa 30.000 orang.

Upaya untuk meredam salah satu konflik mematikan sejak kejatuhan Soviet tersebut kolaps sejak gencatan senjata pada 1994.

Baca juga: Trump Sebut AS Akan Berusaha Menghentikan Konflik Armenia-Azerbaijan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com