SEOUL, KOMPAS.com - Militer Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi bahwa Korea Utara (Korut) mencoba menyelamatkan pejabat Korsel sebelum akhirnya dibunuh.
Namun akhirnya pejabat yang bekerja di Kementerian Perikanan Korsel tersebut akhirnya ditembak di perairan perbatasan antara Korsel dan Korut.
Menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, militer mengetahui keadaan yang menunjukkan bahwa pasukan Korut menghabiskan banyak waktu untuk menyelamatkan pejabat tersebut dari air.
Pejabat kementerian menambahkan bahwa situasi kemudian tiba-tiba berubah sebagaimana dilansir dari KBS World Radio, Senin (28/9/2020).
Penjelasan militer itu muncul setelah mendapat kecaman keras karena gagal secara aktif mencari pejabat tersebut selama enam jam.
Karena gagal menyelamatkannya, pejabat tersebut lantas ditemukan oleh pasukan Korut pada Selasa (22/9/2020) pekan lalu hingga dia ditembak dan dibunuh malam itu.
Sebelumnya, seorang pegawai pemerintah Korea Selatan hilang pada Senin (21/9/2020) pekan lalu dari kapalnya di dekat Pulau Yeonpyeong, sekitar 10 kilometer di bagian selatan perbatasan laut yang dikenal sebagai Garis Batas Utara.
Personel Korea Utara menembak pria itu dan membakar tubuhnya, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Kamis (24/9/2020) pekan lalu.
Baca juga: Korsel Cari Mayat Pejabat Mereka yang Dibunuh dan Dibakar, Begini Peringatan Korea Utara
Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, menyampaikan permintaan maafnya kepada Korsel atas insiden penembakan warga Korsel di perbatasan.
Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir, dan membuat Kim melontarkan permintaan maaf.
Melansir Indian Express, kepada Korsel, Kim menyatakan bahwa insiden itu "seharusnya tidak terjadi" dan bahwa dia "menyesal karena telah mengecewakan".
Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Selidiki Kasus Pembunuhan Pejabat di Perbatasan