Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diguncang Aksi Protes, Presiden Mesir Peringatkan Gangguan Stabilitas Nasional

Kompas.com - 28/09/2020, 15:50 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi memperingatkan adanya upaya mengganggu stabilitas nasional di tengah demo anti-pemerintah.

Di Mesir, demo anti-pemerintah berskala kecil mulai muncul dan tersebar di beberapa tempat di Mesir baru-baru ini sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Minggu (27/9/2020).

Aksi protes muncul di tengah kemarahan yang memuncak, terutama di daerah pedesaan dan wilayah berpenghasilan rendah.

Mereka menolak kampanye pemerintah untuk menghentikan pembangunan ilegal.

Baca juga: Demonstrasi Tuntut Mundur Presiden Mesir El Sisi, 1 Orang Tewas

Dalam pidatonya pada Minggu, El Sisi berterima kasih kepada rakyat Mesir karena tidak mengindahkan seruan tersebut.

Dia menambahkan kampanye pemerintah tersebut dilakukan Pemerintah Mesir sebagai bagian dari reformasi.

"Sejumlah orang telah berusaha beberapa pekan terakhir untuk mengambil keuntungan dari tindakan keras yang kami ambil," kata El Sisi pada upacara peresmian kompleks penyulingan minyak di utara Kairo.

"Mereka memilih memelihara kesulitan untuk merugikan dan menimbulkan keraguan di antara rakyat Mesir atas apa yang kami lakukan,” sambung El Sisi.

Baca juga: Mesir Temukan 14 Peti Mati Kuno Berusia 2.500 Tahun, Begini Penampakannya...

Puluhan orang mengambil bagian dalam aksi protes beberapa hari terakhir di sejumlah desa di Mesir.

Aksi tersebut direkam dan disebarkan secara luas di media sosial. Penyebaran video tersebut terutama dilakukan oleh simpatisan Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok terlarang di Mesir.

Sementara itu, pengusaha Mesir yang diasingkan, Mohamed Ali, telah menyerukan aksi unjuk rasa menentang El Sisi sejak tahun lalu.

Beberapa pekan terakhir, seruannya semakin meningkat. Dalam sebuah video, dia berseru agar rakyat Mesir turun ke jalan melawan pemerintah.

Baca juga: Kekerasan Seksual di Mesir, Melawan Budaya Diam

Pada Sabtu (26/9/2020) pekan lalu, seorang pria dilaporkan tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di sebuah desa di selatan Kairo.

Pengacara hak asasi manusia (HAM) terkemuka juga melaporkan adanya penangkapan lebih dari 150 orang dalam aksi unjuk rasa.

Pada Minggu, jaksa penuntut umum Mesir memerintahkan pembebasan terhadap 68 anak di bawah umur yang ambil bagian dalam aksi unjuk rasa.

“Orang berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan keamanan anak-anak mereka, berjanji bahwa mereka akan memastikan anak di bawah umur tidak kembali ke tindakan perusakan seperti itu di masa depan,” kata jaksa dalam pernyataan yang beredar di media sosial.

Baca juga: Bahrain-Israel Damai: Mesir Gembira, Turki dan Iran Murka

Pernyataan tersebut menambahkan pihaknya akan terus menyelidiki kasus tahanan lain. Sejak 2013, aksi protes telah dilarang di Mesir.

Keadaan darurat terbarukan telah diberlakukan sejak 2017, tindakan yang menurut kelompok hak asasi manusia telah memungkinkan pemerintah untuk menghancurkan perbedaan pendapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Internasional
Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com