Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal karena Covid-19 Capai 1 Juta Orang di Seluruh Dunia

Kompas.com - 28/09/2020, 06:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Korban meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia dilaporkan sudah mencapai satu juta orang, sejak wabah itu terdeteksi di China kurang dari setahun.

Pandemi ini sudah menghantam dunia sedemikian keras. Mulai dari daerah permukiman kumuh India hingga kota besar seperti New York, dan menaikkan ketegangan antar-negara.

Olahraga, hiburan, hingga melakukan perjalanan kini dibatasi, dengan masyarakat kini diminta untuk tinggal di rumah demi menangkal penyebaran.

Baca juga: Setelah 3 Bulan, Selandia Baru Kembali Laporkan Korban Meninggal Covid-19

Kontrol pun diberlakukan kepada empat miliar jiwa di seluruh dunia, di mana pada April negara-negara sempat menerapkan peraturan ketat seperti lockdown.

Berdasarkan data AFP Minggu 927/9/2020), hingga kini jumlah korban meninggal karena Covid-19 sudah mencapai 1.000.009 dengan 33,018,877 kasus penularan.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling terdampak, di mana mereka melaporkan 7,3 kasus posifit dan 200.000 korban jiwa.

Bagi sopir di Italia bernama Carlo Chiodi, kematian karena virus corona itu juga mencakup orangtuanya, di mana dia kehilangan mereka dalam hitungan hari.

Dia menuturkan, ketika ayahnya masuk ke ambulans, dia begitu menyesal karena saat itu yang dia katakan malah "selamat tinggal".

"Saya sangat menyesal tidak mengucapkan 'aku mencintaimu' atau memeluknya saat itu. Benar-benar menyakiti saya sampai saat ini," ratapnya.

Baca juga: Dokumen Bocor Ungkap Iran Berusaha Tutupi Korban Meninggal Covid-19

Dengan ilmuwan yang masih berjuang untuk menemukan vaksinnya, virus corona yang pertama terdeteksi di Wuhan itu sudah menggerus ekonomi Bumi.

Dana Moneter Internasional (IMF) sudah menyatakan, dinamika ekonomi bakal menyebabkan "krisis tiada duanya" di tengah GDP negara yang anjlok.

Eropa yang begitu terpukul dengan gelombang pertama penularan, kini mulai menerapkan lagi aturan pembatasan setelah kasus positif kembali meningkat.

Kota-kota besar seperti Paris, Madrid, London, harus kembali memberlakukan protokol kesehatan agar rumah sakit tak kewalahan.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 di Inggris karena WHO Dibeli China

Masker dan pembatasan sosial di kafe hingga perkantoran kini menjadi pemandangan yang lazim ditemui di semua tempat setiap harinya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan, angka kematian bisa mencapai dua juta jika dunia tidak bekerja sama menangkalnya.

"Satu juta sudah angka yang mengerikan. Kita tentunya harus mengingat ini sebelum memikirkan angka dua juta," kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

"Apakah kita sudah melakukan hal seperti kerja sama sebelum mampu menghindari angka tersebut?" tanya Ryan dalam konferensi pers.

Baca juga: Covid-19 di Mongolia: Berbatasan dengan China, Tak Catatkan Korban Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com