Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Tuntut Mundur Presiden Mesir El Sisi, 1 Orang Tewas

Kompas.com - 27/09/2020, 10:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Demonstrasi juga pernah terjadi sebelumnya setelah gerakan protes yang digalakan Ali, menuduh pemerintah telah membuang-buang uang untuk proyek-proyek konstruksi mewah.

Protes serupa pada tahun lalu memicu tindakan represif dan Amnesty International melaporkan sedikitnya 4.000 orang ditangkap.

Padahal selama ini protes sangat jarang terjadi di Mesir karena di bawah pemerintahan El Sisi, demonstrasi tidak sah dilarang.

Baca juga: Kekerasan Seksual di Mesir, Melawan Budaya Diam

El Sisi sendiri telah mengambil alih kekuasaan pada tahun 2013 lalu setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi.

Jelang protes hari Jumat kemarin, Ali meminta rakyat Mesir untuk turun ke jalan lagi dalam video yang diunggah di Facebook, Ali mengatakan, "Ini kesempatan kita untuk membebaskan negara kita."

Dalia Fahmy, profesor ilmu politik di Universitas Long Island yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kesengsaraan ekonomi adalah faktor utama dalam protes yang sedang berlangsung.

Sekitar 70 persen dari 98 juta penduduk Mesir hidup di ambang atau bahkan di bawah garis kemiskinan.

Menurut Fahmy, "Kondisi itu tidak dapat dipertahankan, ditambah dengan masalah sosial dan politik, orang-orang yang ditangkap dengan tuduhan terorisme hanya karena melakukan protes di jalan."

Pekan ini misalnya, ketika protes kecil tersebar di sebagian besar provinsi miskin dan wilayah pedesaan, aparat bertindak keras dan menahan setidaknya 150 orang dengan menuduh mereka anggota organisasi 'teroris', menyebarkan berita hoaks dan menyalahgunakan media sosial.

Khaled Ali yang bekerja sebagai pengacara para tahanan mengungkap itu semua di unggahan facebook.

Menurut Belady Center for Rights and Freedoms di Facebook, dari para tahanan itu ada 14 anak di bawah umur dengan yang paling muda berusia 14 tahun.

Sementara menurut AP mengutip pejabat keamanan yang enggan disebut namanya mengatakan setidaknya 10 orang ditangkap di desa Shata, Damietta dan 4 lainnya ditangkap di kota selatan Luxor.

Menanggapi hal itu, Kementerian Dalam Negeri Mesir masih belum terbuka mengakui adanya penangkapan.

Baca juga: Kecelakaan Mobil Kairo Tewaskan 20 Orang, Presiden Mesir: Itu Insiden Teroris

Menurut Sahar Aziz, profesor hukum dari Universitas Rutgers Amerika Serikat, protes saat ini tidak dipimpin oleh kelompok oposisi mana pun.

“Mereka tidak terorganisir karena tindakan keras terhadap semua jenis kegiatan kolektif sangat parah. Anda tidak dapat memobilisasi di Facebook, Anda tidak dapat memprotes - ada Undang-undang yang melarangnya. Mereka (aparat) telah melakukan penahanan sebagai tindak pencegahan dan terkadang penculikan. Jadi sinyal dan pesannya sangat jelas - jika Anda mencoba untuk memobilisasi atau menentang pemerintah, atau menyuarakan oposisi Anda, maka pemerintah akan menindak,” kata Aziz kepada Al Jazeera.

“Rezim Sisi telah memperjelas bahwa dia memiliki kebijakan nol toleransi terhadap oposisi dan perbedaan pendapat."

“Pertanyaan sesungguhnya adalah apakah orang Mesir bersedia menghadapi kematian dengan keluar dan memprotes? Dengan kata lain, hidup mereka sangat menyedihkan sehingga mereka menghadapi kemungkinan jelas untuk dibunuh atau dipenjara seumur hidup karena meakukan demonstrasi, atau mampukah mereka terus bertahan dan menderita dalam kondisi ekonomi yang sangat buruk.”

Sementara itu, menurut outlet berita pro-pemerintah Mesir pada hari Jumat membanjiri situs mereka dengan gambar jalanan kosong dan lingkaran lalu lintas di seluruh negeri "tanpa adanya demonstrasi".

Media yang dikelola pemerintah menuduh Morsi yang dilarang Ikhwanul Muslimin, dicap sebagai "organisasi teroris", membesar-besarkan jumlah pemilih dan mengobarkan "kekacauan" untuk merusak stabilitas negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com