Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjanjian Damai Taliban-Afghanistan, Ini Tuntutan Paling Pelik

Kompas.com - 24/09/2020, 11:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

Inklusivitas

Afghanistan adalah rumah bagi kelompok minoritas dari sekolah yurisprudensi Islam lainnya, termasuk Muslim Syiah.

Negara berpenduduk 30 juta itu juga merupakan rumah bagi minoritas Hindu dan Sikh yang jumlahnya semakin berkurang, yang takut terpinggirkan, jika interpretasi agama mayoritas ditetapkan sebagai satu-satunya prinsip panduan untuk menyelesaikan perselisihan.

Draf saat ini menyerukan untuk mengizinkan mazhab pemikiran Islam lainnya untuk diterapkan ke pengikut masing-masing.

Namun, masalah yang terkait dengan minoritas non-Muslim akan diselesaikan sesuai dengan hukum agama mereka, asalkan itu dalam “hukum syariah”, yaitu tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.

Perubahan kecil seperti mengubah "Quran dan Sunnah" menjadi "syariah" membutuhkan banyak diskusi bolak-balik antara kedua sisi.

Bahasa

Terminologi ini juga menjadi poin penting karena anggota mempertimbangkan setiap kata dari draf keempat.

Satu sisi harus menyerah pada frase "keadilan sosial" demi "keadilan Islam". Sementara pihak lain, harus mengalah pada desakan untuk menggambarkan gejolak di Afghanistan mulanya sebagai "jihad" menjadi "konflik", istilah yang lebih dapat diterima bagi kedua belah pihak.

Baca juga: Setelah 2 Dekade Berperang, Tercapaikah Pembicaraan Damai Taliban dengan Pemerintah Afghanistan?

Kotak pandora

Ada juga perbedaan pendapat tentang apakah "perjanjian Doha" dapat dimasukkan sebagai bagian dari teks dalam syarat dan ketentuan.

Ini membuka kotak pandora karena "perjanjian Doha" yang dilakukan pada Februari hanya berlangsung antara pemerintah AS dan Taliban. Pemerintah Afghanistan bukanlah pihak di dalamnya.

Pemerintah Afghanistan yang didukung Barat ingin menyebutkan "loya jirga", dewan tetua suku tradisional Afghanistan, dan perjanjian mereka dengan AS, yang ditandatangani di Kabul setelah kesepakatan Doha.

Kesabaran

Beberapa pejabat pemerintah Afghanistan, termasuk Wakil Presiden pertama Amrullah Saleh, telah membuat pernyataan yang berapi-api terhadap Taliban, yang juga dibalas pihak Taliban.

Namun, selama pembicaraan damai di Doha, upaya telah dilakukan untuk menjaga agar pembicaraan tetap hangat.

Beberapa kalimat tidak nyaman telah dipertukarkan, di mana delegasi mengatakan "orang harus ditempatkan pada tempatnya", tetapi pada umumnya nada suara tetap tenang.

Baca juga: Bom di Kabul Targetkan Wakil Presiden Afghanistan, Warga jadi Korbannya

Sejauh ini, tidak ada pertengkaran sengit atau sindiran nama, meski pun ada beberapa momen emosional dalam beberapa pertemuan antara grup kontak.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memecahkan kebekuan dan membuat lelucon, sehingga para politisi garang di kedua sisi tidak mengambil kendali atas rapat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com