Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Trump soal Vaksin Covid-19 Berbeda dengan Pakar Kesehatan AS

Kompas.com - 17/09/2020, 14:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu kemarin (16/9/2020) soal kelayaan vaksin Covid-19 yang akan siap pada Oktober bertentangan dengan pakar kesehatan AS.

Melansir AFP, pernyataan Trump juga mendapat kritik keras dari saingannya dalam Pilpres AS, Joe Biden.

Pakar kesehatan AS Dr Robert Redfield mengatakan, vaksin mungkin belum tersedia secara luas hingga pertengahan 2021 dan memakai masker adalah senjata utama memerangi pandemi saat ini.

"Saya pikir dia [pakar] membuat kesalahan ketika mengatakan itu. Itu hanya informasi yang salah," kata Trump kepada wartawan mengacu pada pernyataan Direktur CDC AS, Dr Robert Redfield dalam rapat Senat Rabu kemarin (16/9/2020).

Baca juga: Trump: Vaksin Corona akan Siap Beberapa Pekan Lagi

Redfield mengatakan bahwa AS harus punya vaksin yang cukup untuk mengembalikan 'rutinitas kehidupan' pada kuartal ketiga tahun depan, 2021.

"Kami sangat dekat dengan vaksin seperti yang Anda ketahui ... Kami pikir kami dapat mulai sekitar bulan Oktober" atau segera setelahnya, kata Trump.

"Dia bingung sepertinya," ujar Redfield "menyingung" Trump. "Yang ingin saya katakan adalah, kami siap untuk beraksi [melakukan vaksinasi] sesegera mungkin setelah vaksin tersedia."

Sebelumnya, pada Selasa kemarin, Trump mempercepat prediksinya sendiri dengan optimis, dia mengatakan bahwa vaksin mungkin tersedia bahkan sebelum pemilihan presiden pada 3 November mendatang.

Baca juga: Trump Berulah Lagi di Twitter, Retweet Video Editan Biden Olok-olok Polisi

"Dalam beberapa minggu kita akan mendapatkannya [vaksin], Anda tahu, bisa jadi tiga minggu, empat minggu," katanya pada sesi tanya jawab balai kota dengan para pemilih di Pennsylvania yang disiarkan ABC.

Partai Demokrat telah menyatakan keprihatinannya soal Trump yang menekan regulator kesehatan pemerintah dan ilmuwan untuk menyetujui vaksin yang dipercepat demi mendongkrak agar dirinya terpilih kembali.

Trump juga tampak tak setuju ketika ditanya di balai kota soal mengapa dia meremehkan keparahan pandemi di awal-awal bulan.

"Saya tidak meremehkannya," jawab Trump. "Saya sebenarnya, dalam banyak hal, saya meningkatkannya dalam hal aksi [perbuatan]."

Baca juga: Setelah UEA dan Bahrain, Trump Berharap Arab Saudi Berdamai dengan Israel

Tetapi Trump sendiri mengatakan kepada jurnalis Bob Woodward selama wawancara yang direkam bahwa dia sengaja memutuskan untuk tampak seakan-akan "meremehkan" demi menghindari kekhawatiran rakyat Amerika.

Presiden yang jarang terlihat mengenakan masker di depan umum dan menolak sejak lama untuk meminta warganya memakai masker mengatakan di balai kota bahwa "banyak orang tidak ingin memakai masker dan orang tidak menganggap masker itu baik."

Biden, saingan Trump dalam pilpres AS, secara rutin muncul di acara kampanye dengan mengenakan masker, dan biasanya melepasnya untuk menyampaikan pidato.

Trump, yang tertinggal dalam jajak pendapat pra-pemilihan, mengejek Biden karena mengenakan masker.

Jajak pendapat sendiri menunjukkan mayoritas orang Amerika tidak setuju dengan penanganan pandemi oleh Presiden Trump.

Baca juga: Trump Kasar dan Arogan, Tapi Layak Mendapat Nobel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com