1. Karena adanya nasionalisme vaksin, maka persediaan COVAX terbatas. Kesepakatan negara-negara kaya seperti AS, Inggris, Kanada, dan Jepang dengan produsen vaksin mereka, akan membuat harga vaksin relatif lebih mahal sehingga berpotensi membuat vaksin semakin tidak terjangkau banyak negara miskin.
2. Komitmen untuk 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021 terlalu kecil, mengingat sebagian besar vaksin yang saat ini dalam uji klinis Fase 3 memerlukan hingga dua atau tiga dosis untuk memberikan kekebalan.
Ketika dibagi di antara semua negara yang telah mendaftar ke COVAX, itu berarti setiap negara akan menerima pasokan yang sangat kecil.
Akibatnya, hal tersebut dapat mendorong pemerintah untuk mencari kesepakatan independen tambahan untuk memenuhi permintaan penduduk mereka.
3. Meskipun COVAX dengan bijak tidak meletakkan fokusnya pada satu hal saja, namun juga mendukung 9 vaksin lain yang berada dalam pengembangan dan juga evaluasi, 2 miliar dosis itu kemungkinan akan bersumber dari banyak produsen.
Masalahnya, akibat dari itu adalah beberapa pemerintah mungkin tidak suka dengan rencana alokasi berdasarkan langkah tersebut. Apalagi jika satu vaksin terbukti lebih efektif dibanding yang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.