Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Xi JInping Disebut "Arsitek" Upaya China Menembus Perbatasan dengan India

Kompas.com - 15/09/2020, 21:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping disebut merupakan "arsitek" atas upaya negaranya menembus perbatasan dengan India di Ladakh.

Namun berdasarkan opini dari pengacara dan komentator Gordon G Chang, upaya itu gagal. Membuat pamor Xi dalam mengintimidasi lawannya diyakini mulai berkurang.

Dalam komentar yang ditulisnya di Newsweek, Chang menyebut Xi mempertaruhkan reputasinya melalui upaya tentara China menembus Garis Kontral Aktual (LAC).

Baca juga: Presiden Xi Jinping: China Telah Lewati Cobaan Virus Corona yang Luar Biasa

Chang menyatakan, Xi Jinping merupakan "arsitek" langkah agresif itu, yang kemudian berakhir dengan usaha Beijing yang mengalami kegagalan.

Menurutnya, ketidakberhasilan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menembus Ladakh bisa memberikan Xi peluang mengganti pucuk pimpinan militer dengan sekutunya.

Meski begitu, Chang menduga Presiden China berusia 67 tahun itu masih berambisi menembus posisi India yang berlokasi di Himaalaya.

Dua negara mengalami gesekan paling serius pada Juni lalu, ketika tentara mereka terlibat adu jotos dan juga diduga menggunakan pemukul.

Dilansir Hindustan Times Selasa (15/9/2020), New Delhi menyatakan bahwa 20 tentara mereka yang di perbatasan menjadi korban tewas.

Sementara Beijing, meski mengklaim bahwa prajurit mereka juga menjadi korban dalam insiden tersebut, mereka tidak menyebutkan jumlahnya.

Baca juga: Konflik Perbatasan China-India Berkepanjangan, Panglima India: Bisa Selesai dengan Pembicaraan

Cleo Paskal dari Foundation for Defense of Democracies menduga, jumlah tentara yang tewas atau terluka bisa menembus 60 orang.

Sejak saat itu, dua negara yang berbatasan di kawasan Lembah Galwan itu saling menuding sudah melanggar batas di Garis Kontral Aktual.

Chang dalm opininya menjelaskan, upaya "Negeri Panda" membalas India tidak efektif. Ditandai dengan tiga area di Ladakh yang masih dikuasai Delhi.

"India sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada penjajah untuk berkembang. Mereka saling menuduh sudah melanggar perjanjian dengan menembakkan tembakan peringatan," tulisnya.

Hanya saja menurut kacamata Chang, yang membuat China terkejut adalah "Negeri Bollywood" menunjukkan keberanian yang selama ini tak diketahui.

Baca juga: Buntut Konflik Perbatasan, Hotel-hotel New Delhi Tolak Tamu dari China

"Permainan sudah berubah. Anda bisa mengatakan India lebih agresif dalam bertahan. Namun faktanya mereka lebih baik dan lebih berani," kata dia.

Jayadeva Ranade, mantan pejabat senior intelijen di Delhi berujar, Xi Jinping kini membutuhkan "kemenangan" setelah upayanya gagal.

Ranade yang kini menjadi Kepala Centre for China Analysis and Strategy itu berkata, ambisi itu bisa jadi bakal memunculkan konflik di Ladakh.

"Para pemimpin PLA tidak mempunyai banyak pilihan, selain menggelar serangan militer agar tidak menjadi korban teror internal Xi," paparnya.

Sementara Richard Fisher dari International Assessment and Strategy Center mengatakan, konflik bisa menjadi ajang pembuktian persiapan dua negara selama 30 tahun.

Baca juga: Konflik Perbatasan Ancam Kerja Sama Bisnis India dengan China

Menurut Fisher, yang bisa dipelajari adalah presiden sejak 2013 tersebut menginginkan kemenangan, dan PLA harus bisa mencapai level yang dibutuhkan.

Lebih lanjut, Chang menuturkan sebagai pemimpin, Xi memang mempunyai kemampuan bagus dalam membilisasi politik bagi angkatan bersenjatanya.

Selain itu, dia juga piawai dalam melancarkan intimidasi ke negara lain. Namun, saat ini dia masih belum menunjukkan seperti kemampuan tempur pasukannya.

Karena itu, Chang menuturkan kini Xi Jinping diharuskan melakukan pembuktian demi mengamankan citranya sebagai soosk pemimpin tak terkalahkan.

"Dia nampaknya bertekad memantapkan posisinya dengan berupaya menggedor posisi India," ujar Chang dalam tulisannya di Newsweek.

Baca juga: China Bantah 40 Tentaranya Jadi Korban dalam Konflik Perbatasan dengan India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com