Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Perbatasan dengan China, PM India Sebut Kematian Tentaranya Tak Akan Sia-sia

Kompas.com - 17/06/2020, 18:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan kematian pasukannya tak akan sia-sia di tengah konflik perbatasan dengan China.

Konflik bermula ketika pasukan dua negara terlibat baku hantam dengan tongkat, pemukul, dan bambu di Ladakh, kawasan sengketa di Kashmir.

Kedua belah pihak bersikeras tidak ada yang menembakkan senjata dalam insiden yang berlangsung Senin waktu setempat itu (15/6/2020).

Baca juga: Konflik Perbatasan Tewaskan Puluhan Tentara, China dan India Saling Tuding

Militer India menyatakan, 20 tentara mereka tewas dalam konflik perbatasan dengan China, termasuk perwira Resimen 16 Bihar, Kolonel Santosh Babu.

New Delhi menyatakan, pasukan Negeri "Panda" ada yang menjadi korban dalam konflik tersebut. Meski, tak disebutkan berapa jumlahnya.

Hanya, dilaporkan kantor berita ANI yang mengutip sumber, terdapat lebih dari 40 tentara yang tewas maupun terluka dalam insiden itu.

"Saya ingin memastikan kepada negara ini bahwa pengorbanan pasukan kita tidak akan sia-sia," jelas Modi dalam pidato yang disiarkan di televisi.

PM India dari Partai Bharatiya Janata itu menyatakan, persatuan dan integritas Negeri "Bollywood" adalah yang paling penting.

"India ingin damai. Namun kami siap untuk membalas jika saja mendapat provokasi," tegasnya seperti diwartakan AFP Rabu (17/6/2020).

Insiden baku hantam militer dua negara, yang menyebabkan puluhan serdadu tewas, menuai kemarahan di India dengan publik membakar bendera China.

Sementara Beijing melalui juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian, menerangkan bahwa negaranya tak ingin konflik makin berlanjut.

Baca juga: Lebih dari 40 Tentara China Jadi Korban dalam Konflik Perbatasan dengan India

Meski begitu, dalam konferensi pers Zhao menyerang Delhi dengan menyebut prajuritnya diserang oleh tentara Negeri "Bollywood" yang secara ilegal memasuki wilayahnya.

"Hal ini menyebabkan konfrontasi fisik serius di antara kedua pihak, yang menyebabkan kematian dan cedera," ujar Zhao tanpa menjabarkan lebih lanjut.

Zhao menekankan Delhi agar menghormati perbatasan dengan tidak emmasukinya secara ilegal, tak memprovokasi atau melakukan aksi sepihak yang memperkeruh situasi.

Dia melanjutkan, perwakilan dua negara berusaha menyelesaikannya melalui perundingan. "Tentu, kami tak ingin melihat lebih banyak kekerasan," ujar dia.

Beijing kemudian menuturkan, Menteri Luar Negeri Wang Yi menelepon koleganya, Subrahmanyam Jaishankar, untuk mendinginkan situasi.

Dalam percakapan telepon tersebut, kedua menteri sepakat untuk "secara adil" menangani situasi di Lembah Galwan, dan memelihara perdamaian perbatasan.

Ini adalah konflik mematikan pertama yang dialami dua negara di wilayah sengketa Kashmir, sejak 45 tahun silam, dilaporkan BBC.

Baca juga: Bentrok dengan Militer China, 20 Tentara India Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com