BEIJING, KOMPAS.com - China melalui kementerian luar negeri membantah 40 tentara jadi korban dalam konflik perbatasan dengan India pekan lalu.
Militer dua negara terlibat baku hantam di Lembah Galwan, Kashmir, dan menjadi insiden paling serius sejak perang 1962 silam.
Baca juga: Hampir 11 Jam Berunding, India dan China Akhirnya Sepakat Berdamai
India menyatakan, 20 tentara tewas dalam konflik di perbatasan, dengan China sama sekali tidak menyebutkan berapa jumlah pasukan mereka yang jadi korban.
Berdasarkan laporan kantor berita ANI yang mengutip sumber, 40 personel Negeri "Panda" tewas atau terluka dalam insiden di Ladakh itu.
Pernyataan itu ditambah keterangan Menteri Jalan dan Transportasi VK Singh, yang pekan lalu menuturkan 40 serdadu China tewas dalam insiden.
Dalam konferensi pers di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menyatakan laporan tersebut adalah fake news.
Dilansir Russian Today Selasa (23/6/2020), Zhao menerangkan pemerintah tengah berkomunikasi dengan New Delhi untuk mendinginkan situasi.
Sementara sehari sebelumnya, kepada awak media Zhao mengatakan "jalur militer dan diplomasi" dikerahkan untuk menenangkan ketegangan.
Dalam insiden yang terjadi Senin malam waktu setempat (15/6/2020), Negeri "Bollywood" menuding Beijing berusaha mengubah status quo.
Dalma keterangan Delhi, Negeri "Panda" sudah merencanakan aksi yang berujung kepada kekerasan dan korban yang diderita dua pihak.
Sementara China bersikukuh bahwa militer India yang sudah melewati wilayah yang ditandai oleh Garis Kontrol Aktual (LAC) tersebut.
Baca juga: Konflik Perbatasan, Menteri India Klaim 40 Tentara China Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.