"Ini membuat penghasilan kami berkurang, namun kami masih harus membayar staf.
"Kami hanya mendapat sekitar 20 persen tamu karena tamu utama kami adalah orang asing."
Di bulan Januari, Thailand merupakan negara pertama di luar China yang menemukan adanya kasus positif Covid-19.
Baca juga: Kelanjutan Liga Thailand Tersandung Corona
Sejauh ini ada 3.473 kasus di Thailand dengan 58 kematian, namun dibandingkan banyak negara lain Thailand banyak dipuji karena dengan cepat melandaikan kurva.
Dalam dua pekan terakhir, seorang narapidana dan bintang sepakbola profesional yang baru kembali dari luar negeri dinyatakan positif, namun selama 100 hari sebelumnya tidak ada kasus penularan lokal.
Kehidupan hampir normal kembali, meski kehidupan ekonomi, terutama industri wisata lebih lambat untuk pulih.
Assistant Professor di Chulalongkorn University di Bangkok, Jessica Vechbanyongratana mengatakan subsidi wisata merupakan program yang bagus, namun tidak akan bisa menyelamatkan industri wisata secara keseluruhan.
"Turis internasional mencakup hampir 70 persen turis di Thailand, bahkan dengan stimulus ini turis domestik masih dibawah sebelumnya," kata Vechbanyongratana.
"Bagi beberapa hotel dan restoran, program ini akan membantu hal yang minimal, dengan harapan bisnis tetap bisa hidup sampai pandemi betul-betul berlalu."
Baca juga: Sineenat Wongvajirapakdi, Perempuan yang Kembali Jadi Selir Raja Thailand
Pemerintah Thailand sekarang sedang mempertimbangkan kapan akan membuka negeri itu bagi turis asing, tanpa harus mengorbankan kesehatan dan keselamatan warga sendiri.
Mereka mempertimbangkan untuk menerima turis yang akan tinggal lebih lama, misalnya para pensiunan yang akan tinggal selama beberapa bulan di Thailand.
Pemerintah Thailand juga sedang mengkaji kemungkinan menerima warga dari negara yang memiliki kasus corona yang rendah.
Baca juga: Unik, Penjara di Thailand Diubah Jadi Tempat Wisata
Tetapi Dr Vechbanyongratan dari Chulalongkorn University mengatakan banyak warga Thailand yang khawatir bila negaranya akan dibuka kembali untuk turis asing.
"Banyak warga yang khawatir adanya gelombang kedua bila kami membuka lagi perbatasan," katanya.
"Beberapa negara yang disebut bisa menjadi negara mitra untuk datang ke sini sekarang malah mengalami peningkatan kasus."
"Jadi banyak yang berpandangan 'jangan lanjutkan pemikiran itu sekarang dan mari berpikir cara lain untuk membangkitkan ekonomi dan pariwisata'."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.