Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Pariwisata, Pemerintah Thailand Bayari Warganya Berlibur di Dalam Negeri

Kompas.com - 14/09/2020, 18:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

"Ini membuat penghasilan kami berkurang, namun kami masih harus membayar staf.

"Kami hanya mendapat sekitar 20 persen tamu karena tamu utama kami adalah orang asing."

Di bulan Januari, Thailand merupakan negara pertama di luar China yang menemukan adanya kasus positif Covid-19.

Baca juga: Kelanjutan Liga Thailand Tersandung Corona

Sejauh ini ada 3.473 kasus di Thailand dengan 58 kematian, namun dibandingkan banyak negara lain Thailand banyak dipuji karena dengan cepat melandaikan kurva.

Dalam dua pekan terakhir, seorang narapidana dan bintang sepakbola profesional yang baru kembali dari luar negeri dinyatakan positif, namun selama 100 hari sebelumnya tidak ada kasus penularan lokal.

Kehidupan hampir normal kembali, meski kehidupan ekonomi, terutama industri wisata lebih lambat untuk pulih.

Assistant Professor di Chulalongkorn University di Bangkok, Jessica Vechbanyongratana mengatakan subsidi wisata merupakan program yang bagus, namun tidak akan bisa menyelamatkan industri wisata secara keseluruhan.

"Turis internasional mencakup hampir 70 persen turis di Thailand, bahkan dengan stimulus ini turis domestik masih dibawah sebelumnya," kata Vechbanyongratana.

"Bagi beberapa hotel dan restoran, program ini akan membantu hal yang minimal, dengan harapan bisnis tetap bisa hidup sampai pandemi betul-betul berlalu."

Baca juga: Sineenat Wongvajirapakdi, Perempuan yang Kembali Jadi Selir Raja Thailand

Thailand sedang mempertimbangkan untuk menerima turis asing

Pemerintah Thailand sekarang sedang mempertimbangkan kapan akan membuka negeri itu bagi turis asing, tanpa harus mengorbankan kesehatan dan keselamatan warga sendiri.

Mereka mempertimbangkan untuk menerima turis yang akan tinggal lebih lama, misalnya para pensiunan yang akan tinggal selama beberapa bulan di Thailand.

Pemerintah Thailand juga sedang mengkaji kemungkinan menerima warga dari negara yang memiliki kasus corona yang rendah.

Baca juga: Unik, Penjara di Thailand Diubah Jadi Tempat Wisata

Tetapi Dr Vechbanyongratan dari Chulalongkorn University mengatakan banyak warga Thailand yang khawatir bila negaranya akan dibuka kembali untuk turis asing.

"Banyak warga yang khawatir adanya gelombang kedua bila kami membuka lagi perbatasan," katanya.

"Beberapa negara yang disebut bisa menjadi negara mitra untuk datang ke sini sekarang malah mengalami peningkatan kasus."

"Jadi banyak yang berpandangan 'jangan lanjutkan pemikiran itu sekarang dan mari berpikir cara lain untuk membangkitkan ekonomi dan pariwisata'."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com