Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Mewabah di Indonesia, Flu Babi Afrika Kini Masuk Jerman

Kompas.com - 10/09/2020, 17:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman pada Kamis (10/9/2020) mengonfirmasi kasus pertama flu babi Afrika.

Para ilmuwan menemukan flu babi ini pada babi hutan yang mati di dekat perbatasan Jerman-Polandia di timur negara bagian Brandenburg, kata Kementerian Pertanian Jerman yang dikutip kantor berita AFP.

Flu babi Afrika sempat mewabah di negara-negara Asia pada 2018-2019 seperti Korsel, Korut, China, Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

Baca juga: Kemenkes Sosialisasikan Flu Babi G4 ke Peternak di Indonesia

"Sayangnya, kecurigaan itu sudah terkonfirmasi," ucap Menteri Pertanian Julia Kloeckner, setelah tadi malam menguji hewan yang mati itu.

Kasus pertama flu babi ini dapat mengancam perdagangan daging babi di sana, dikarenakan "Negeri Bir" tersebut adalah produsen daging babi terbesar di Eropa.

Produksinya sekitar 5 juta ton setiap tahun.

Baca juga: Kenapa Virus G4 Flu Babi Baru Berpotensi Jadi Pandemi? Ini 7 Alasannya

Flu babi Afrika termasuk mematikan di golongan babi hutan dan babi domestik, juga sangat menular tapi tidak berbahaya bagi manusia.

Beberapa negara termasuk China mewajibkan impor dari negara-negara yang bebas flu babi.

Daging babi dari Jerman baru-baru ini mengalami lonjakan permintaan dari China, setelah wabah flu babi di "Negeri Panda" menyebabkan jutaan babi dibunuh.

Baca juga: Hati-hati, Virus G4 Flu Babi Jenis Baru Bisa Jadi Pandemi Lewat Cara Ini

Ekspor dari Brandenburg akan dibatasi, kata Kloeckner, tetapi perdagangan daging babi dengan Uni Eropa akan berlanjut dari wilayah yang tidak terdampak virus ini.

Munculnya kasus pertama flu babi Afrika ini menambah kekhawatiran yang sudah dihadapi sektor produksi daging babi Jerman sebelumnya.

Pabrik produksi daging terbesar di Jerman ditutup sementara pada Juni, setelah lebih dari 1.000 pekerja dinyatakan positif corona.

Baca juga: Ramai Flu Babi di China yang Berpotensi Pandemi, Ini Kata WHO

Flu babi Afrika tidak terkait dengan flu babi yang menewaskan lebih dari 18.000 orang di seluruh dunia pada 2009, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sejak akhir 2019 beberapa kasus flu babi Afrika terdeteksi di Polandia barat, dan beberapa pengamat yakin hanya masalah waktu sebelum melewati perbatasan.

Tindakan ketat telah diambil dalam beberapa bulan terakhir di Jerman, seperti penggunaan drone dan anjing pelacak yang dilatih untuk melacak bangkai babi hutan.

Negara bagian Brandenburg bahkan mendirikan pagar listrik sepanjang 120 kilometer untuk mencegah babi hutan melintas.

Baca juga: Kemenkes Waspadai Serangan Flu Babi pada Manusia di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com