Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Flu Babi G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Kata China

Kompas.com - 01/07/2020, 18:28 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China pada Rabu (1/7/2020) membantah ancaman galur baru virus flu babi G4 yang dianggap berpotensi menjadi wabah. 

Dilansir media Perancis, AFP, pemerintah China mengatakan studi tersebut tidak representatif.

Wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di dunia, pertama kali muncul di China dan dipercaya sebagai virus yang berpindah dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara yang masih belum diketahui.

Baca juga: Pakar Sebut Virus Flu Babi G4 Cukup Berbahaya

Galur baru virus flu babi yang ditemukan di China, berdasarkan studi yang dipublikasikan pada Senin kemarin di jurnal sains AS telah memenuhi beberapa kriteria yang memungkinkan virus itu mampu berpindah ke manusia dan meningkatkan kekhawatiran akan pandemi baru.

Namun pada Rabu ini, Kementerian Luar Negeri China membantah kemungkinan itu.

"Virus G4 yang disebut dalam laporan relevan merupakan subtipe dari virus H1N1," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian dalam rapat harian.

Baca juga: Bisa Jadi Pandemi, Ini 6 Fakta Virus G4 Flu Babi Baru dari China

"Pakar menyimpulkan bahwa contoh ukuran dari laporan itu kecil dan tidak representatif."

Zhao menambahkan bahwa, "departemen dan pakar yang relevan" akan melanjutkan untuk pantauan lebih lanjut terkait virus flu babi G4.

Virus flu babi G4 merupakan galur baru yang secara genetik merupakan turunan dari galur H1N1 yang menyebabkan wabah pada 2009 berdasarkan studi yang dibuat oleh para ilmuwan di Universitas-universitas China dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  (CDC) China.

Baca juga: Waspada Virus Flu Babi G4, Dr Fauci Peringatkan AS

G4 diobservasi memiliki infeksi yang tinggi berdasarkan penelitian, mampu bereplika dalam sel manusia dan menyebabkan gejala-gejala serius dibandingkan virus lainnya.

Para peneliti mengambil tes nasal sebanyak 30.000 sampel dari lingkungan peternakan babi di 10 provinsi yang ada di China. Dari sekian banyak tes sampel itu, 179 kasus infeksi virus flu tersebut diisolasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, sebanyak 10.4 persen dari para pekerja di tempat peternakan babi positif terinfeksi virus flu babi G4.

Baca juga: Hati-hati, Virus G4 Flu Babi Jenis Baru Bisa Jadi Pandemi Lewat Cara Ini

Sejauh ini, belum ada bukti adanya penularan dari manusia ke manusia. China tidak mengungkapkan lebih lanjut tentang berapa banyak orang yang terinfeksi virus flu babi G4.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa infeksi virus G4 pada manusia akan meningkatkan adaptasi manusia dan meningkatkan risiko pandemi manusia," tulis para peneliti yang juga menyerukan langkah-langkah mendesak untuk memantau orang yang bekerja di peternakan babi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Global
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com