Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Dukung Hezbollah dan Korupsi, Pejabat Lebanon Kena Sanksi AS

Kompas.com - 09/09/2020, 06:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Arabiya

BEIRUT, KOMPAS.com – Ketua Parlemen Lebanon Nabih Beri dan mantan Menteri Pekerjaan Umum Lebanon Youssef Fenianos dijatuhi sanksi Amerika Serikat (AS) karena dituduh mendukung Hezbollah dan skandal korupsi.

Keduanya dijatuhi sanksi pada Selasa (8/9/2020) sebagaimana dilansir dari Al Arabiya.

Fenianos terlibat dalam korupsi dengan mengalihkan dana dari kementeriannya "untuk mendukung sekutu politiknya".

Dia adalah menteri Pekerjaan Umum Lebanon yang menjabat pada 2016 hingga awal 2020.

Baca juga: Tentara Lebanon Temukan 4,35 Ton Amonium Nitrat di Dekat Pelabuhan Beirut Lagi

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa para pemimpin politik Lebanon telah mengabaikan tanggung jawab mereka dalam memenuhi kebutuhan rakyat Lebanon.

Sebaliknya, sambung Pompeo, mereka justru membangun sistem politik yang melayani kepentingan pribadi mereka.

Pompeo mengatakan AS akan terus mendukung seruan rakyat Lebanon yang menuntut diakhirinya korupsi dan stagnasi politik.

Selain itu, ada nama Mantan Menteri Keuangan Ali Hasan Khalil yang juga dijatuhi sanksi oleh Negeri “Uncle Sam”.

Baca juga: Tim Penyelamat Selidiki Detak Jantung di Lokasi Ledakan Ibu Kota Lebanon

Khalil dan Fenianos dituduh bersekongkol dengan Hezbollah dengan mengorbankan rakyat dan institusi Lebanon.

“Kedua pejabat Lebanon mengungkapkan posisi kekuasaan mereka untuk mengisi kantong merek sendiri dan mengkhianati kepercayaan publik," kata para pejabat AS kepada wartawan dalam konferensi online.

Para pejabat mengatakan AS tidak akan ragu untuk memberikan sanksi kepada individu lain yang mendukung Hezbollah.

"Kedua mantan menteri itu benar-benar menjadi contoh cara lama yang korup dalam berbisnis di antara elit politik Lebanon," kata salah satu pejabat AS.

Baca juga: Gelar Audiensi Umum, Paus Fransiskus Cium Bendera Lebanon

Sedangkan Khalil mencoba melobi sanksi AS yang lebih ringan agar Hezbollah tetap mendapat dana ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Khalil adalah Menteri Keuangan Lebanon yang menjabat pada 2014 hingga awal 2020.

"Saat memegang posisi di kabinet Lebanon sebelumnya, Fenianos dan Khalil mengarahkan bantuan politik dan ekonomi kepada Hezbollah, termasuk memastikan perusahaan milik Hezbollah memenangkan kontrak pemerintah senilai jutaan dollar AS dan memindahkan uang dari kementerian pemerintah ke lembaga terkait Hezbollah," kata Pompeo.

Baca juga: Presiden Perancis: Para pemimpin Lebanon Berjanji Bentuk Kabinet Krisis dalam 2 Minggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com