Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Pamerkan Calon Vaksin Corona Buatan Sendiri untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 08/09/2020, 10:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China memamerkan calon vaksin virus corona buatan sendiri untuk pertama kalinya.

Calon vaksin Covid-19 itu ditaruh di botol suntik kecil berisi cairan yang dipamerkan di pameran perdagangan China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) di Beijing pekan ini.

Calon vaksin tersebut diproduksi oleh Sinovac Biotech dan Sinopharm, keduanya adalah perusahaan asli "Negeri Panda".

Baca juga: Saya Tak Percaya Kemanjuran Vaksin Corona yang Dijanjikan Trump

Kedua calon vaksin itu belum masuk ke pasar, tetapi produsen berharap calon vaksin-vaksin itu akan disetujui setelah uji coba Fase III paling cepat akhir tahun ini.

Seorang perwakilan Sinovac berkata ke AFP, mereka telah "menyelesaikan pembangunan pabrik vaksin" yang mampu memproduksi 300 juta dosis dalam setahun.

Pada Senin (7/9/2020) para pengunjung di pameran itu berkerumun di sekitar stan yang menampilkan calon vaksin pengubah dunia tersebut.

Baca juga: WHO Dituding Korup, AS Enggan Ikut Koalisi Pengembangan Vaksin Corona

China yang diterjang badai kritik dari negara-negara lain atas penanganan wabah di awal pandemi, terus coba mengubah jalan cerita pandemi Covid-19.

Media-media dan pejabat setempat kini menekankan kebangkitan Wuhan, kota yang menjadi tempat kemunculan patogen ini, sebagai kusah sukses melawan virus corona.

Mereka juga menggembar-gemborkan kemajuan vaksin domestik, sebagai tanda kepemimpinan dan ketahanan China dalam menghadapi pandemi ini.

Dilansir dari AFP, pada Mei Presiden Xi Jinping berjanji membuat calon vaksin yang sedang dikembangkan China menjadi "barang publik global".

Baca juga: Presiden Brasil: Penyuntikan Vaksin Virus Corona Tidak Wajib

Calon vaksin yang dipamerkan ini termasuk salah satu dari hampir 10 calon vaksin di seluruh dunia yang memasuki uji coba Fase III.

Fase itu biasanya menjadi tahap akhir untuk mendapat persetujuan.

Sinopharm yakin antibodi dari vaksinnya akan bertahan 1-3 tahun, meski hasil akhirnya baru akan diketahui setelah uji coba.

Tabloid nasional China Global Times bulan lalu melaporkan, "harga vaksin tidak akan tinggi".

Setiap dua dosis harganya tak sampai 1.000 yuan (Rp 2,16 juta, kurs Rp 2.160/yuan), kata laporan itu mengutip pimpinan Sinopharm yang berkata ke media dia sudah disuntik dengan salah satu calon vaksin.

Baca juga: Butuh Cepat, AS Akan Setujui Vaksin Corona Sebelum Uji Klinis Selesai

Sementara itu kantor berita resmi China Xinhua pada Senin (7/9/2020) mengabarkan, calon vaksin corona lainnya yang dikembangkan para ilmuwan militer China dapat mengatasi mutasi virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini.

Bulan lalu setidaknya 5,7 miliar dosis vaksin corona yang sedang dikembangkan di seluruh dunia sudah dipesan para peminatnya.

Akan tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, imunisasi Covid-19 tidak mungkin bisa dilakukan secara luas sampai pertengahan tahun depan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com