Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belarus Klaim Racun Novichok untuk Navalny 'Rekayasa' Jerman dan Polandia

Kompas.com - 06/09/2020, 19:03 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber meduza

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko pada Kamis (3/9/2020) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin terkait klaim Belarus soal racun Novichok yang diduga diberikan Rusia kepada oposisi mereka, Alexei Navalny.

Lukashenko mengklaim intelijen Belarus telah menyadap percakapan antara Jerman dan Polandia beberapa hari sebelum Navalny koma diduga meminum racun.

Hasil sadapan itu, seperti dikutip Meduza, Sabtu (5/9/2020) mengonfirmasi bahwa Navalny tidak pernah diracun.

Lukashenko berjanji akan menyerahkan rekaman hasil sadapan itu ke Dinas Keamanan Federal Rusia. Namun, pada Jumat (4/9/2020), rekaman percakapan yang disadap itu diterbitkan oleh Telegram Belarus pro-pemerintah 'Pul Pervogo'.

Berikut ini transkrip percakapan antara Warsawa dan Berlin, dari seseorang yang diduga bernama Mike kepada seseorang bernama Nick. Percakapan itu diberi judul "Percakapan penyadapan terbaru antara Warsawa dan Berlin!".

Warsawa: Halo! Selamat siang, Nick. Bagaimana kabar (rencana) kita?

Berlin: Semuanya tampaknya [berjalan] sesuai rencana .. materi tentang Navalny sudah siap. Semua akan diteruskan ke kantor Kanselir. Kami menunggu pernyataannya.

Warsawa: Apakah keracunan sudah pasti dikonfirmasi?

Berlin: Dengar, Mike, dalam hal ini itu tidak terlalu penting ... Ada perang yang sedang terjadi ... Dan selama perang semua cara itu baik.

Warsawa: Saya setuju, kita perlu mencegah Putin terlibat dalam urusan Belarusia... Cara paling efektif adalah menenggelamkannya dalam masalah Rusia, dan ada banyak di antaranya! Selain itu, mereka akan mengadakan pemilihan dalam waktu dekat, hari pemungutan suara di wilayah Rusia.

Berlin: Itulah yang kami lakukan. Bagaimana hal-hal di Belarus secara umum?

Warsawa: Sejujurnya, tidak terlalu bagus. Presiden Lukashenko ternyata orang yang sulit ditembus. Mereka profesional dan terorganisir. Jelas bahwa Rusia mendukung mereka. Para pejabat dan militer setia kepada presiden. [Kami akan membahas] sisanya selama rapat, bukan melalui telepon.

Berlin: Ya, ya, saya mengerti, sampai jumpa nanti, sampai jumpa.

Warsawa: Sampai jumpa.

Sebelumnya, Jerman menyatakan, mereka punya "bukti tak terbantahkan" pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny diracun Kremlin menggunakan racun saraf Novichok.

Temuan ini berlangsung dua tahun setelah senjata kimia era Uni Soviet juga ditemukan dalam tubuh Sergey Skripal, mantan agen ganda "Negeri Beruang Merah".

Saat ini selama dua pekan terakhir, Alexei Navalny masih terbaring koma di Berlin sejak dia kolaps di pesawat menuju Siberia, yang segera melakukan pendaratan darurat.

Baca juga: 2 Jam Dramatis Penyelamatan Alexei Navalny dari Keracunan di Langit Siberia

Apa yang terjadi pada Alexei Navalny?

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit pada Kamis (20/8/2020) setelah menderita keracunan parah di pesawat.

Dia pingsan dalam penerbangan dan pesawatnya melakukan pendaratan darurat. Navalny kemudian dibawa ke rumah sakit di kota Omsk, Rusia.

"Para dokter tidak hanya melakukan segala yang bisa dilakukan. Para dokter sekarang benar-benar bekerja untuk menyelamatkan hidupnya," kata wakil kepala dokter rumah sakit itu, Anatoly Kalinichenko, dikutip dari AFP.

Sementara itu Juru Bicara Kira Yarmysh mengatakan, kondisi Navalny saat ini koma, dipakaikan ventilator, dan serangkaian tes sedang dilakukan.

"Alexei keracunan racun," tulisnya di Twitter seraya menggambarkan bagaimana Navalny jatuh sakit dalam penerbangan dari Tomsk ke Moskwa dan harus diturunkan dari pesawat.

Namun Kalinichenko mengatakan, belum ada diagnosis dan "hingga kini belum yakin penyebab kondisinya adalah keracunan".

"(Ada) sesuatu di tehnya" Yarmysh mengatakan, polisi dan penyidik sudah datang dan menanyai seorang dokter, lalu wartawan melaporkan melihat agen FSB di rumah sakit tersebut.

"Kami rasa Alexei diracuni dengan sesuatu yang dicampur dalam tehnya. Hanya itu yang diminumnya pagi hari," tulis Yarmysh di Twitter.

Ketika dalam kondisi stabil, Navalny diterbangkan ke rumah sakit Charite, Berlin dengan pesawat pada Sabtu pagi untuk tes dan perawatan lebih lanjut, sebuah langkah yang awalnya ditolak oleh dokter di Rusia.

Para pendukung yakin keputusan untuk menghalangi pemindahan Navalny ke Jerman adalah "keputusan politik" yang "mengancam nyawanya", tuduhan yang dibantah oleh staf medis yang merawat Navalny.

Dalam konferensi pers pada Senin, dokter di rumah sakit di Siberia tempat Navalny pertama kali dirawat sebelum dipindahkan ke Jerman mengatakan mereka tidak berada di bawah "tekanan eksternal".

Alexander Murakhovsky, kepala dokter di rumah sakit di kota Omsk di Sibernian, berkata, "Tidak ada tekanan eksternal yang diberikan pada kami, dari pihak dokter atau pasukan lain."

"Kami menyelamatkan hidupnya dengan usaha dan kerja keras," tambahnya. Staf medis itu juga mencatat bahwa tidak ada jejak racun yang ditemukan di sistem tubuh Navalny dalam tes yang dilakukan di laboratorium di Moskwa dan Omsk.

Dia menambahkan, “Jika kami telah menemukan sejenis racun yang entah bagaimana telah dikonfirmasi maka itu akan jauh lebih mudah bagi kami. Itu akan menjadi diagnosis yang jelas, kondisi yang jelas dan menggunakan pengobatan yang terkenal. "

Baca juga: Selain Alexei Navalny, Berikut Kasus Lain yang Melibatkan Racun Saraf Novichok

Siapakah Alexei Navalny?

Alexei Navalny (44) terkenal dengan kampanye anti-korupsinya terhadap pejabat tinggi Rusia dan kritik yang vokal pada Presiden Vladimir Putin.

Sebelum insiden ini dia juga sempat mengalami serangan fisik. Ia menderita luka bakar akibat cairan kimia di matanya pada 2017, ketika wajahnya disiram cairan warna hijau yang digunakan sebagai disinfektan.

Insiden terjadi di luar kantornya. Kemudian Agustus tahun lalu Navalny mengalami ruam dan wajahnya bengkak saat berada di pusat penahanan polisi karena menyerukan protes ilegal.

"Dulu dia diracun di pusat penahanan polisi. Saya yakin sekarang hal yang sama terjadi. Ini gejalanya beda, racunnya juga beda," kata Yarmysh kepada Echo Moskwa.

Dia lalu menceritakan, dia bertemu Navalny saat menuju bandara di kota Tomsk, Siberia, pada Kamis pagi dan saat itu dia tampak "baik-baik" saja.

"Dia hanya minum teh hitam di bandara," katanya. "Segera setelah lepas landas, dia langsung pingsan."

Baca juga: Kremlin Bantah Klaim bahwa Navalny Diracun dengan Novichok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com