Sebagian besar produsen ingin membantu, tetapi industri khusus yang memproduksi peralatan pengujian dan reagen kimia yang diperlukan untuk memproses pengujian laboratorium menghadapi permintaan global yang sangat membludak.
“Tidak pernah ada kekurangan reagen kimia sebelum ini,” kata Doris-Ann Williams, kepala eksekutif Asosiasi Diagnostik In Vitro Inggris, yang mewakili produsen dan distributor tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi virus corona.
"Jika itu hanya satu negara dengan epidemi, itu (pasokan) akan baik-baik saja, tetapi semua negara besar di dunia menginginkan hal yang sama (reagen Covid-19) pada saat yang sama," terang Williams.
Baca juga: Presiden Brasil: Penyuntikan Vaksin Virus Corona Tidak Wajib
Untuk negara-negara yang lebih miskin, Dr. Boehme mengatakan persaingan untuk mendapatkan sumber daya berpotensi menjadi "bencana global", karena rantai pasokan yang dulu koheren dengan cepat berubah arah.
Para pemimpin "setiap negara" secara pribadi memanggil kepala eksekutif manufaktur untuk menuntut akses lini pertama ke pasokan penting untuk pengujian virus corona.
Beberapa pemerintah bahkan menawarkan untuk mengirim jet pribadi.
Ahli epidemiologi, Amilcar Tanuri dari Federal University of Rio de Janeiro, Brasil, setengahnya "tidak dapat berbuat apa-apa", karena reagen virus corona yang dibutuhkan telah dialihkan ke negara-negara kaya.
“Jika Anda tidak memiliki tes yang andal, Anda buta,” kata Tanuri.
"Ini adalah awal dari kurva epidemi, jadi saya sangat khawatir sistem kesehatan masyarakat di sini (Brasil) akan kewalahan dengan sangat cepat," terangnya.
Brasil adalah negara yang paling terpukul di Amerika Latin sejauh ini, dengan seorang presiden Jair Bolsonaro yang menuai banyak kontroversi karena blak-blakan skeptis terhadap risiko yang ditimbulkan oleh virus corona.
Baca juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura
Para ahli mengatakan bahwa industri yang memproduksi alat uji cukup kecil.
Williams, perwakilan industri di Inggris, mengatakan tidak ada kekurangan reagen kimia, tetapi penundaan muncul dalam proses produksi, termasuk pemeriksaan dan persetujuan yang diperlukan, karena permintaan yang sangat besar membebani sistem produksi.
“Produsen tidak hanya ingin menjual ke negara kaya,” kata Paul Molinaro, kepala pasokan dan logistik WHO.
“Mereka ingin melakukan diversifikasi, tetapi mereka mendapatkan semua permintaan yang kompetitif dari pemerintah yang berbeda,” ucap Paul Molinaro.
Kemudian ia berkata, "Ketika sampai pada ujung persaingan yang berkaitan dengan kenaikan harga, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ini akan berada di urutan paling belakang."
Pada Maret, awal merebaknya pandemi virus corona, Eropa dan China sempat memberlakukan pembatasan ekspor mereka sendiri terhadap alat uji dan pelindung untuk virus corona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.