Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reagen, Senjata Pertama Lawan Covid-19 yang Sempat Sulit Didapat

Kompas.com - 02/09/2020, 13:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sebagian besar produsen ingin membantu, tetapi industri khusus yang memproduksi peralatan pengujian dan reagen kimia yang diperlukan untuk memproses pengujian laboratorium menghadapi permintaan global yang sangat membludak.

“Tidak pernah ada kekurangan reagen kimia sebelum ini,” kata Doris-Ann Williams, kepala eksekutif Asosiasi Diagnostik In Vitro Inggris, yang mewakili produsen dan distributor tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi virus corona.

"Jika itu hanya satu negara dengan epidemi, itu (pasokan) akan baik-baik saja, tetapi semua negara besar di dunia menginginkan hal yang sama (reagen Covid-19) pada saat yang sama," terang Williams.

Baca juga: Presiden Brasil: Penyuntikan Vaksin Virus Corona Tidak Wajib

Untuk negara-negara yang lebih miskin, Dr. Boehme mengatakan persaingan untuk mendapatkan sumber daya berpotensi menjadi "bencana global", karena rantai pasokan yang dulu koheren dengan cepat berubah arah.

Para pemimpin "setiap negara" secara pribadi memanggil kepala eksekutif manufaktur untuk menuntut akses lini pertama ke pasokan penting untuk pengujian virus corona.

Beberapa pemerintah bahkan menawarkan untuk mengirim jet pribadi.

Ahli epidemiologi, Amilcar Tanuri dari Federal University of Rio de Janeiro, Brasil, setengahnya "tidak dapat berbuat apa-apa", karena reagen virus corona yang dibutuhkan telah dialihkan ke negara-negara kaya.

“Jika Anda tidak memiliki tes yang andal, Anda buta,” kata Tanuri.

"Ini adalah awal dari kurva epidemi, jadi saya sangat khawatir sistem kesehatan masyarakat di sini (Brasil) akan kewalahan dengan sangat cepat," terangnya.

Brasil adalah negara yang paling terpukul di Amerika Latin sejauh ini, dengan seorang presiden Jair Bolsonaro yang menuai banyak kontroversi karena blak-blakan skeptis terhadap risiko yang ditimbulkan oleh virus corona.

Baca juga: WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura

Para ahli mengatakan bahwa industri yang memproduksi alat uji cukup kecil.

Williams, perwakilan industri di Inggris, mengatakan tidak ada kekurangan reagen kimia, tetapi penundaan muncul dalam proses produksi, termasuk pemeriksaan dan persetujuan yang diperlukan, karena permintaan yang sangat besar membebani sistem produksi.

“Produsen tidak hanya ingin menjual ke negara kaya,” kata Paul Molinaro, kepala pasokan dan logistik WHO.

“Mereka ingin melakukan diversifikasi, tetapi mereka mendapatkan semua permintaan yang kompetitif dari pemerintah yang berbeda,” ucap Paul Molinaro.

Kemudian ia berkata, "Ketika sampai pada ujung persaingan yang berkaitan dengan kenaikan harga, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ini akan berada di urutan paling belakang."

Pada Maret, awal merebaknya pandemi virus corona, Eropa dan China sempat memberlakukan pembatasan ekspor mereka sendiri terhadap alat uji dan pelindung untuk virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com