Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Saya Ingin AS Aman dari Donald Trump

Kompas.com - 01/09/2020, 06:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

PITTSBURGH, KOMPAS.com - Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, akhirnya memilih keluar bertarung dengan menyatakan dia ingin AS aman dari Petahana Donald Trump.

Dalam kampanyenya, Biden mengkritik sang presiden yang dianggap tak becus menangani virus corona, aksi protes, pengangguran, hingga kebrutalan polisi.

"Petahana tidak becus memberikan kita kebenaran, tak becus menawarkan kesembuhan, maupun menghadapi fakta," kata dia di Pittsburgh, Pennsylvania.

Baca juga: Donald Trump: Amerika Kacau dan Rusuh jika Joe Biden Terpilih

Joe Biden mengatakan, sudah jelas bahwa Trump tidak ingin memberikan terang bagi AS. Melainkan terus membakar api permusuhan dan menyulut kekerasan.

"Tanya diri kalian. Apa saya seperti sosialis radikal yang lembut kepada pengacau? Benarkah? Saya ingin menyelamatkan AS, menyelamatkan dari virus corona," paparnya.

Joe Biden menegaskan, dia ingin menyelamatkan AS baik dari kejahatan dan penjarahan, kebrutalan polisi, maupun kekerasan yang direncanakan.

"Biarkan saya menegaskannya. Saya ingin AS aman dari Donald Trump agar tak berkuasa empat tahun lagi," ujar dia dikutip Sky News Senin (31/8/2020).

Kandidat presiden berusia 77 tahun itu berujar, tidak seperti calon saingannya, dia tidak sekadar memikirkan ambisinya semata.

Dalam kampanyenya di Pittsburgh, dia menyerang Trump dari berbagai isu setelah sebelumnya dia hanya fokus kepada cara petahana menangani wabah.

Baca juga: Wakil Presiden AS: Joe Biden Adalah Kuda Pengintai bagi Kaum Kiri Radikal

"Apakah kalian semua percaya bahwa Amerika akan menjadi lebih nyaman jika saja Donald Trump kembali terpilih?" tanya mantan Senator Delaware tersebut.

Dia kemudian mengklaim bahwa presiden dari Partai Republik itu terus menakuti publik, dan nyaman dengan keberadaan sayap kanan garis keras yang mempersenjatai diri mereka.

Biden menyebut presiden 74 tahun itu tak tertarik menghentikan kekerasan karena itu justru menguatkan posisinya, dan terus memupuknya selama bertahun-tahun.

Dia kemudian menanggapi tudingan Trump bahwa dia tidak akan mengutuk kekerasan. Dia berkata setiap pelanggaran tentu harus diusut dan dihukum.

Biden kemudian dengan tegas menyatakan bahwa keberadaan Trump "begitu beracun" dan "meracuni" setiap publik AS, dalam perkataan dan pandangan mereka.

Baca juga: Mantan Petinggi CIA dan FBI Ramai-ramai Dukung Joe Biden Jadi Presiden AS

"Apakah kita akan menyingkirkan racun ini, atau malah semakin mematenkannya sebagai bagian dari karakter bangsa ini?" tanya Biden.

Dia kemudian menutup pidatonya dengan mengutip kalimat mendiang Paus Yohanes Paulus II: "Jangan takut. Ketakutan tak akan pernah membangun masa depan. Harapan yang membangunnya".

Namun dalam kicauannya di Twitter, petahana menyatakan bahwa mantan wakil presiden periode 2009-2017 itu selalu menyalahkan polisi.

"Dia menyalahkan mereka lebih dari dia menyalahkan perusuh, penjahat, pelaku anarki. Dia mendapatkan dukungan juga dari radikal sayap kiri Bernie (Sanders)," koarnya.

Baca juga: Pilpres AS: Mungkinkah Joe Biden Kalahkan Trump dan Jadi Presiden?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com