Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Auschwitz Kecam Parodi Korban Holocaust di TikTok

Kompas.com - 29/08/2020, 16:10 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber People

WARSAWA, KOMPAS.com - Museum Auschwitz mengecam sebuah tren di TikTok yang membuat para remaja berpura-pura sebagai korban Holocaust dengan menyebut fenomena itu "menyakitkan dan menyinggung".

Melansir People, para pengguna TikTok memakai pakaian garis-garis, seperti orang Yahudi yang menjadi korban genosida oleh Nazi Jerman di kamp konsentrasi pada peristiwa Holocaust.

Pada Rabu (26/8/2020) melalui sebuah pernyataan di Twitter, Museum Auschwitz merespons video-video yang dibagikan di media sosial TikTok.

Video-video itu jelas menunjukkan orang-orang melakukan parodi sebagai korban Holocaust dengan memakai seragam garis-garis dan seakan-akan berada di kamp konsentrasi Nazi Jerman.

Baca juga: Bayi Dilempar dan Ditembak di Udara, Cerita Napi yang Kabur dari Kamp Konsentrasi Nazi Jerman

"Tren (parodi) korban itu sangat menyakitkan dan menyinggung. Beberapa video sangat erat bahkan melampaui batas sepele sejarah," ungkap pernyataan Museum Auschwitz sebelum menambahkan bahwa mereka "tidak bermaksud mempermalukan anak muda yang terlibat".

"Tapi kita harus mendiskusikan hal ini untuk tidak mempermalukan & menyerang orang muda yang motivasinya tampak sangat beragam," imbuh organisasi itu. "Ini tantangan pendidikan."

Museum itu kemudian melampirkan pernyataan yang lebih panjang dalam pernyataan mereka di Twitter, mengkritik peran media sosial dalam mengenang Holocaust, di mana 6 juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi Jerman.

"Kisah orang-orang yang dipenjara dan dibunuh di Auschwitz sangat tragis, menyakitkan dan emosional," ungkap permulaan pernyataan itu.

Baca juga: Eks Penjaga Kamp Konsentrasi Nazi Terbukti Bunuh 5.000 Tahanan di Usia 93 Tahun

"Sangatlah penting untuk membagi cerita tiap orang sebagai peringatan dan pendidikan. Penting juga untuk menempatkan cerita dalam konteks akurasi dan rasa hormat.

Kita juga perlu mengingat tentang tantangan etika dan bahaya psikologis dari permainan peran saat mengajar tentang sejarah ini. Mengingat pentingnya menggunakan cerita pribadi, kami tidak diizinkan untuk menempatkan orang pada (memerankan) posisi korban. 

Tren yang tampak di TikTok memang bisa menyakitkan dan bahkan dianggap menyinggung. Beberapa contoh online sangat erat atau sudah melampaui batas remeh sejarah dan tidak menghormati para korban.

Beberapa (peristiwa) tidak diciptakan untuk memperingati siapa pun tetapi menjadi bagian dari tren online. Ini sangat menyakitkan."

Mereka juga memperingatkan bahwa karena media sosial adalah "bagian dari kehidupan dan komunikasi kita sehari-hari," orang-orang "harus terus meningkatkan kesadaran bahwa tidak setiap aktivitas media sosial dapat memperingati Holocaust."

Baca juga: Buku Harian Nazi Ungkap Lokasi Harta Karun Perang Dunia II, Terkubur di Bawah Istana

Seorang perwakilan untuk aplikasi media sosial itu mengatakan kepada The New York Post pada Kamis kemarin bahwa mereka telah "mengarahkan pencarian untuk video, yang penggunanya menggunakan tagar #holocaustchallenge untuk video mereka".

"Kami tidak memaafkan konten seperti ini dan mengarahkan pencariannya ke Pedoman Komunitas kami untuk lebih mendidik pengguna tentang kebijakan kami dan komunitas yang mendukung serta inklusif yang kami usung di TikTok," kata juru bicara perusahaan media sosial TikTok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com