Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumpah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Tidak akan Menyerah dari Tekanan China

Kompas.com - 28/08/2020, 18:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bersumpah pada Jumat (28/8/2020), untuk mempertahankan kedaulatan negerinya dari tekanan China, dengan angkatan udara yang "solid" di dalam negerinya.

Tsai cukup yakin dengan armada pesawatt tempur F-16 yang sudah ditingkatkan saat ia meluncurkan pusat pemeliharaan, yang didukung Amerika Serikat (AS), di tengah meningkatnya ketegangan antara Taipei dengan Beijing.

Melansir Reuters pada Jumat (28/8/2020), latihan militer China dan AS yang sering di wilayah Taiwan meningkatkan kekhawatiran konflik yang dipicu oleh krisis atas Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.

Baca juga: Taiwan Tuding China Ada di Balik Serangan Siber ke 10 Lembaga Negara

"Dibutuhkan kemampuan pertahanan yang kokoh, tidak tunduk dan gentar, untuk mempertahankan kedaulatan Republik China (Taiwan) dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata Tsai dalam upacara pembukaan pusat pemeliharaan pertama Taiwan di pusat kota Taichung untuk F-16 yang paling canggih.

Republik China adalah nama resmi negara Taiwan.

Tsai mengatakan hub angkatan udara tersebut menandai tonggak sejarah dalam perjalanannya selama bertahun-tahun untuk membangun industri pertahanan Taiwan.

Baca juga: Taiwan-Somaliland Jalin Hubungan Diplomatik, China dan Somalia Marah

"Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan jet akan sangat dipersingkat dan ketersediaan akan ditingkatkan secara signifikan, memastikan kekuatan tempur Angkatan Udara di garis depan," kata Tsai.

Tsai mengeluhkan latihan militer China yang meningkat dan pada Kamis (27/8/2020) memperingatkan tentang risiko konflik yang tidak disengaja.

Hub itu dipimpin oleh pembuat senjata AS Lockheed Martin Corp dan Taiwan Aerospace Industrial Development Corp (AIDC), adalah contoh terbaru kerja sama militer antara Washington dan Taipei.

Baca juga: Khawatir jadi Mata-mata China, Taiwan Perketat Warga Hong Kong yang Masuk

AS tahun lalu menyetujui penjualan jet tempur F-16 senilai 8 miliar dollar AS (Rp 116,9 triliun) ke Taiwan, sebuah kesepakatan yang akan membawa armada F-16 pulau itu menjadi lebih dari 200 jet, yang terbesar di Asia.

Presiden AIDC, Ma Wan-june, mengatakan bahwa hub tersebut akan melayani jet untuk angkatan udara Taiwan dan bahwa perusahaan berencana untuk memperluasnya sebagai pusat pemeliharaan untuk F-16 di wilayah tersebut.

Baca juga: Taiwan Beli Jet Tempur F-16 dari AS, China Berang

Dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional utama negara itu.

China mengatakan bulan lalu akan memberi sanksi kepada Lockheed Martin karena terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Baca juga: Kunjungan Delegasi AS ke Taiwan, China: Jangan Main Api!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com