Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Uji Coba Vaksin Covid-19 Kedua Bernama EpiVacCorona, September Diperkirakan Selesai

Kompas.com - 23/08/2020, 11:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

MASKWA, KOMPAS.com - Rusia dengan cepat mulai melakukan uji klinis vaksin virus corona II dan diperkirakan selesai September, setelah merilis vaksin I yang disambut dengan penuh pro-kontra.

Melansir The Sun pada Sabtu (22/8/2020), vaksin virus corona II dikembangkan di bekas pabrik penelitian senjata biologis Soviet di Siberia, yang sekarang menjadi lembaga virologi terkemuka dunia.

Uji klinis vaksin virus corona II Rusia bernama EpiVacCorona, yang diperkirakan selesai pada September.

Sementara ini, dikabarkan oleh para ilmuwan bahwa 57 relawan yang mendapatkan suntikan vaksin virus corona II, sejauh ini tidak mengalami efek samping.

Baca juga: Vaksin Corona Rusia Sputnik V Segera Diuji Coba ke 40.000 Orang

Menurut Interfax, para relawan telah dirawat di rumah sakit selama 23 hari saat mereka menjalani tes.

"Semua relawan yang diinokulasi merasa sehat. Hingga saat ini, vaksinasi tahap awal diberikan kepada 57 relawan, sementara 43 menerima plasebo," kata

.

Vaksin EpiVacCorona ini bertujuan untuk menghasilkan respons imun setelah 2 suntikan diberikan dengan selang waktu 14 hingga 21 hari.

Moskwa berharap dapat mendaftarkannya pada Oktober dan diproduksi pada November.

Baca juga: Paus Fransiskus Meminta Negara Kaya Tidak Menimbun Vaksin Covid-19

Vaksin tersebut dibuat oleh Vector State Research Center of Virology and Biotechnology, sebuah institut Siberia yang merupakan 1 dari 2 tempat di dunia, yang diizinkan untuk menyimpan stok cacar mematikan. Yang lainnya ada di AS.

Sebuah pabrik penelitian senjata biologi rahasia, Vector telah bekerja untuk mengembangkan 13 kemungkinan vaksin untuk virus corona yang diuji pada hewan laboratorium.

Vektor pernah menjadi fasilitas utama dalam program senjata biologis Soviet yang rahasia dan ilegal.

Program senjata biologis itu menghasilkan cacar dalam skala industri, sementara juga menciptakan senjata virus Marburg yang mematikan, setelah didirikan pada 1973 oleh pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev, kata laporan.

Baca juga: WHO Mendesak Semua Negara untuk Bergabung dalam Program Global Vaksin Covid-19

Dalam beberapa tahun terakhir Vector telah terlibat dalam upaya menemukan obat dan penawar untuk penyakit wabah, seperti wabah pes, antraks, ebola, hepatitis B, HIV, SARS, dan kanker.

Sementara itu, Moskwa dikritik karena terburu-buru mendaftarkan vaksin pertamanya Sputnik V pada 11 Agustus tanpa uji klinis tahap ketiga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com