Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Minta Menjabat hingga 3 Periode: Mereka Memata-matai Kampanye Saya

Kompas.com - 19/08/2020, 18:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

OSHKOSH, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia seharusnya menjabat hingga 3 periode karena "kampanyenya pada 2016 dimata-matai".

Dia mengutarakan usulan itu saat berkampanye di Oshkosh, Wisconsin, di mana Presiden AS punya masa jabatan mereka bisa mengabdi.

Berdasarkan Amendemen Ke-22 Konstitusi AS yang disahkan pada 1947, presiden dibatasi hanya boleh berkuasa dua periode dengan total delapan tahun.

Baca juga: Eks Presiden AS Bill Clinton Sebut Pemerintahan Trump Kacau, Terutama soal Penanganan Covid-19

Franklin D Roosevelt, yang terpilih hingga empat periode sebelum amendemen itu disahkan, adalah satu-satunya Presiden AS dengan masa jabatan lebih dari dua periode.

Dalam kampanyenya Senin (17/8/2020), massa terdengar meneriakkan four more years (empat tahun lalu) dan membuat Trump tersenyum.

"Kita akan memenangkan empat tahun lagi. Setelah itu, kita akan kembali menenangkannya karena mereka memata-matai kampanye saya. Seharusnya ada pengulangan," kata dia.

Batasan periode

Dilansir The Sun Selasa (18/8/2020), Badan Penyelidik Federal (FBI) menyanggah klaim bahwa kampanye presiden 74 tahun itu dimata-matai.

Trump berada di are Midwest untuk menangkal momentum terpilihnya Joe Biden sebagai calon yang bakal diusung Partai Demokrat.

Saat berada di Mankata, Minnesota, presiden ke-45 AS itu menyebut Biden sebagai "boneka ekstremis sayap kiri" yang hendak menyapu perbatasan.

Baca juga: Resmi, Joe Biden Jadi Jagoan Partai Demokrat Lawan Trump

Kepada ratusan orang, sang petahana menyatakan jika sampai Joe Biden terpilih, maka kebebasan di AS bakal digantikan oleh fasisme.

"Fasis. Mereka fasis. Tidak semua dari mereka. Namun mereka makin berkuasa. Tapi orang-orang hebat di Minnesota tak akan membiarkan hal itu," kata dia.

Sebelumnya di Minneapolis, dia sempat mengunjungi pengusaha yang mengalami kerugian buntut aksi protes karena kematian George Floyd.

Kunjungan tersebut memberikan keleluasaan bagi Trump untuk menggelorakan "pesan berisi penegakan hukum dan ketertiban" yang dia bawa.

"Saya di sini untuk membantu Anda. Kami akan memulihkan hukum dan ketertiban di sini. Kami akan segera menegakkannya," janjinya.

Adapun sang presiden tidak berkunjung ke lokasi protes, maupun kawasan yang menjadi tewasnya George pada akhir mei lalu.

Baca juga: Disebut Michelle Obama Presiden yang Salah, Trump Marah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com