Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kekuatan Tersembunyi Militer Taiwan: Jebakan di Pantai dan Dinding Api

Kompas.com - 10/08/2020, 19:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Ketegangan antara China dengan Taiwan kian memanas, dan ancaman invasi dari "Negeri Panda" kini semakin nyata.

Jika dibandingkan kekuatan militernya, di atas kertas China jelas bukan tandingan Taiwan.

"Negeri Panda" memiliki jumlah tentara terbanyak di dunia, dan bujet militernya hanya bisa ditandingi Amerika Serikat (AS).

Sementara itu Taiwan dengan populasi penduduk 23 juta jiwa, perekonomian dan kekuatan militernya sangat kecil dibandingkan China.

Baca juga: Kunjungi Taiwan, Menkes AS Salah Ucap Nama Presiden Tsai Jadi Xi

Namun apakah kalah jumlah berarti Taiwan sepenuhnya inferior terhadap China?

Majalah Foreign Policy pada 25 September 2018 menampilkan poin-poin penting dari dua studi terbaru, yang menunjukkan cara-cara di mana Taiwan diyakini bisa menghalau invasi China.

Foreign Policy sebagaimana dikutip Taiwan News sehari berikutnya, mengambil poin-poin itu dari makalah penelitian yang ditulis Michael Beckley, ilmuwan politik di Tufts University.

Poin-poin juga disertai dari keterangan Ian Easton, penulis buku The Chinese Invasion Threat: Taiwan's Defense and American Strategy in Asia.

Baca juga: China Kirim Pesawat Tempur ke Taiwan ketika Delegasi AS Berkunjung

1. Pantai-pantai berbahaya di Taiwan

Musuh utama China adalah kelangkaan pantai besar di Taiwan yang bisa didarati kendaraan amfibi.

Hanya ada 13 pantai seperti itu di Taiwan, dan semuanya telah disiapkan dengan skenario peperangan.

Peluncur roket ganda Thunderbolt-2000 menembakkan rudal dalam rangka latihan perang Han Kuang guna melawan invasi musuh. Latihan diadakan di Taichung, Taiwan, pada Kamis (16/7/2020).REUTERS/ANN WANG Peluncur roket ganda Thunderbolt-2000 menembakkan rudal dalam rangka latihan perang Han Kuang guna melawan invasi musuh. Latihan diadakan di Taichung, Taiwan, pada Kamis (16/7/2020).
Easton mengatakan, pasokan cadangan lain juga bisa dikerahkan seperti "jaring kawat, pagar kawat berduri, ranjau darat, tembok anti-tank, rintangan anti-tank... paku bambu, pohon yang ditebang, kontainer barang, dan mobil rongsokan."

2. Selat Taiwan yang berbahaya

Musuh alami lain yang akan dihadapi China adalah Selat Taiwan yang berbahaya. Selat itu sering dilanda angin kencang, topan, kabut tebal, dan hujan plum (hujan deras berhari-hari) hampir sepanjang tahun.

Mengingat sifat cuaca yang berubah-ubah dan ekstrem di wilayah tersebut, China bisa saja menunda atau membatalkan invasi.

Baca juga: Adu Kuat China Vs Taiwan, Seperti Apa Perbandingan Militer 2 Negara?

3. Cabut steker "pabrik dunia"

Mengingat bisnis-bisnis di Taiwan para pekerjanya banyak orang China, penghentian mendadak semua pabrik sebelum invasi dan putusnya pengiriman uang akan menyebabkan gangguan ekonomi yang signifikan.

Situasi itu diyakini dapat menimbulkan perselisihan dan kepanikan di antara penduduk sipil "Negeri Panda".

4. Mata-mata Taiwan

Hal lain yang bisa saja luput dari para propagandis China dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) adalah kemungkinan bahwa mata-mata Taiwan dapat melakukan pembunuhan para pemimpin politik dan militer, serta sabotase jaringan dan listrik China selatan.

5. Rudal

Taiwan juga terus memperkuat pertahanannya, dengan memiliki rudal jarak jauh seperti Hsiung Feng IIE.

Jarak tempuhnya antara 1.000-1.500 km, membuatnya mampu mencapai Hong Kong, Shanghai, dan provinsi seperti Fujuan, Guangdong, dan Zhejiang.

Rudal-rudal ini bisa sangat berguna untuk menghujani area-area di mana PLA coba mengerahkan pasukannya, dan begitu mereka berangkat ke laut.

Taiwan juga memiliki sistem anti-rudal balistik seperti Tien Kung III buatan dalam negeri, yang dapat menghabisi rudal serta pesawat yang masuk.

Dalam foto ini diambil 10 Februari 2020, dan dirilis oleh Republik Pertahanan Tiongkok (ROC) Kementerian Pertahanan Nasional, Angkatan Udara Taiwan F-16 di latar depan terbang di atas sayap Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) H -6 pembom saat melewati dekat Taiwan.Republic of China (ROC) Ministry of National Defense via AP Dalam foto ini diambil 10 Februari 2020, dan dirilis oleh Republik Pertahanan Tiongkok (ROC) Kementerian Pertahanan Nasional, Angkatan Udara Taiwan F-16 di latar depan terbang di atas sayap Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) H -6 pembom saat melewati dekat Taiwan.
Armada kapal China tidak hanya akan berhadapan dengan rudal ini, tapi juga rudal dari jet tempur Taiwan, yang dapat berlindung di jaringan bunker Taiwan.

Baca juga: Menkes AS: Trump Tawarkan Dukungan Kuat kepada Taiwan

Bunker itu dibangun jauh di dalam pegunungan Taiwan dan dapat menggunakan jalan raya sebagai landasan pendaratan.

Easton juga mengungkap adanya "dinding api" yang dapat digunakan untuk mengancam kapal perang China, dengan membakar jaringan pipa minyak bawah tanah.

6. Umpan

Angkatan Udara China diprediksi akan sulit bergerak, karena umpan yang tak terhitung jumlahnya akan dikerahkan di seluruh negara pegunungan itu, untuk membingungkan penargetan mereka.

Artikel itu mengutip tingkat keberhasilan yang rendah dalam menargetkan peluncur rudal dari koalisi pimpinan AS selama Perang Teluk 1990-1991, dan rentetan pengeboman 78 hari oleh NATO terhadap peluncur rudal Serbia.

7. Peperangan asimetris

Artikel tersebut juga menjabarkan bagaimana peperangan bisa dilakukan secara asimetris.

Contohnya saat China menggunakan senjata berbiaya rendah di "penghancur kapal induk" Dong-Feng 21D, untuk mengusir kapal induk AS.

Begitu pun dengan pasukan Taiwan dapat menggunakan supersonik Hisung Feng IIE untuk memberi ancaman serius ke kapal induk China Liaonning.

Untuk memperkuat kemampuan tempur asimetrisnya, pendanaan untuk pertahanan Taiwan ditingkatkan untuk membangun armada drone baru, termasuk drone Tengyun yang dapat menembakkan rudal AGM-114 Hellfire buatan AS.

Baca juga: Delegasi AS Mendarat di Taiwan, Kunjungan Level Tertinggi sejak 1979

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com