"Saya melihat banyak orang dengan luka bakar dan luka parah dievakuasi. Sebuah sekolah menjadi tempat penampungan," kata Tanaka kepada AFP baru-baru ini.
Dia menambahkan dua bibinya meninggal akibat serangan biadab tersebut.
“Para penyintas bom atom percaya bahwa dunia harus meninggalkan senjata nuklir karena kami tidak ingin generasi muda mengalami hal yang sama,” tambah Tanaka.
Penyintas lain, Shigemi Fukahori (89) mengatakan kaum muda harus meneruskan tongkat estafet gerakan penghapusan senjata nuklir.
"Saya bertekad untuk terus memohon (kepada dunia) bahwa Nagasaki harus menjadi kota terakhir yang terkena bom atom," kata Fukahori.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peledakan Bom Atom Pertama
AS menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang. Beberapa orang meninggal beberapa hari setelah ledakan karena terpapar radiasi.
Tiga hari kemudian, tepatnya pada 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom lagi di kota pelabuhan Nagasaki dan menewaskan 74.000 orang.
Akhirnya, Jepang mengumumkan menyerah dalam Perang Dunia II pada 15 Agustus 1945.
AS tidak pernah menyetujui tuntutan Jepang untuk meminta maaf atas hilangnya nyawa tak berdosa dalam dua pengeboman tersebut.
Baca juga: Hiroshima dan Nagasaki, Jadi Kota Maju Setelah Tragedi Bom Atom
Tahun lalu, Paus Fransiskus bertemu dengan beberapa penyintas bom atom dalam kunjungan ke Hiroshima dan Nagasaki.
Dia memberikan penghormatan kepada korban bom atom atas “kengerian yang tak terkatakan” yang diderita para korban.
Pada 2016, Barack Obama menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima.
Dia tidak meminta maaf atas serangan itu tetapi merangkul korban selamat dan menyerukan dunia yang bebas dari senjata nuklir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.