Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Jengah, Sebuah Petisi Mendesak agar Lebanon "Diperintah" Perancis

Kompas.com - 08/08/2020, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Hampir 60.000 orang telah menandatangani petisi yang meminta agar Lebanon dimandatkan kepada Perancis selama 10 tahun mendatang.

Aksi tersebut merupakan buntut atas ledakan dahsyat yang mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8/2020).

Petisi tersebut menyerukan agar Lebanon kembali di bawah mandat Perancis karena krisis politik dan ekonomi yang menghantam Lebanon sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (7/8/2020).

Petisi tersebut menyatakan bahwa Pemerintah Lebanon menunjukkan ketidakmampuan dalam mengamankan dan mengelola negara.

“Dengan sistem yang gagal, korupsi, terorisme, dan adanya milisi, negara baru saja mengembuskan napas terakhir. Kami percaya Lebanon harus kembali di bawah mandat Prancis untuk membangun pemerintahan yang bersih dan tahan lama,” tulis petisi tersebut.

Baca juga: Ledakan Beirut, Presiden Lebanon Tolak Penyelidikan Internasional, Kenapa?

Petisi tersebut dimulai setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Beirut pada Kamis (6/8/2020) dan berjalan daerah yang paling parah terdampak ledakan.

Dia ditemani oleh Presiden Lebanon, Michel Aoun.

Ratusan orang berkumpul untuk menyambut Macron, mengecam pemerintah, dan memohon kepada Macron agar mengirim bantuan langsung ke LSM seperti Palang Merah Lebanon daripada melalui politikus.

Itu karena rakyat Lebanon yakin bahwa politikus mereka korup.

Baca juga: 60 Orang Masih Hilang Pasca-ledakan di Beirut, Lebanon

Pada Kamis malam, aksi protes anti-pemerintahan pecah di Beirut. Para demonstran bentrok dengan pasukan keamanan sambil menyerukan pemerintah mundur.

Lebanon menderita krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara itu dan sedang berjuang untuk memerangi pandemi virus corona.

Bagi banyak orang, ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa adalah pukulan terakhir.

Ledakan tersebut menghancurkan kawasan pelabuhan di Beirut dan menewaskan sedikitnya 150 orang serta melukai ribuan orang lain.

Baca juga: Protes Pecah Setelah Ledakan Mengguncang Ibu Kota Lebanon, Tuntut Pemerintah Mundur

Ledakan tersebut diduga berasal dari amonium nitrat yang telah lama tersimpan di sebuah gudang di kawasan pelabuhan.

Sejauh yang diyakini banyak orang Lebanon, amonium nitrat tersebut disimpan secara tidak benar dan disimpan dalam radius 100 meter dari permukiman.

Hal itu menandakan kegagalan yang serius oleh pemerintah Lebanon.

France24 melaporkan bahwa ratusan penduduk setempat turun ke jalan secara sukarela membawa sapu dan pengki untuk membersihkan puing-puing.

Pihak berwenang dan pejabat tidak terlihat dalam aksi bersih-bersih tersebut.

Baca juga: Viral, Foto Momen Terakhir 3 Pemadam Kebakaran Sebelum Ledakan di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com