Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap Blokir TikTok dan WeChat di AS, Trump Mulai Obok-obok Sektor Bisnis

Kompas.com - 07/08/2020, 16:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (6/8/2020) memerintahkan larangan berbisnis terhadap TikTok dan WeChat di AS.

Perintah eksekutif Trump yang berlaku selama 45 hari ini, melarang siapa pun di bawah yurisdiksi AS berbisnis dengan pemilik TikTok atau WeChat.

Kebijakan ini semakin menekan ByteDance selaku perusahaan induk TikTok untuk menolak penjualannya ke Microsoft, dan turut menjadi babak baru konfrontasi AS dengan China.

Baca juga: Facebook Hapus Lagi Konten Palsu Trump Soal Covid-19

Perintah Trump diluncurkan atas dasar "keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat".

"TikTok secara otomatis menangkap petak besar informasi dari penggunanya, termasuk internet dan informasi aktivitas jaringan lainnya, seperti data lokasi dan riwayat penelusuran dan pencarian," demikian keterangan dari perintah itu yang dikutip AFP.

Data dari TikTok diduga berpotensi digunakan China untuk melacak lokasi karyawan dan kontraktor federal, untuk memeras dan melakukan spionase ke perusahaan.

Baca juga: Trump soal Ledakan di Beirut, Lebanon: Mungkin Itu Serangan, tetapi...

Aplikasi TikTok sendiri telah diunduh sekitar 175 juta kali di AS dan 1 miliar di seluruh dunia.

Pada Kamis Senat AS mengusulkan TikTok dilarang diunduh di ponsel Pegawai Negeri Sipil (PNS) Amerika Serikat.

RUU itu telah disetujui Senat yang dikontrol Partai Republik, dan sekarang sedang diproses di DPR yang dipimpin Demokrat.

Sementara itu beberapa badan di AS telah melarang pegawai mereka mengunduh TikTok di ponselnya.

Baca juga: Pejabat Kementerian Pertahanan AS Tolak Klaim Trump Soal Ledakan Besar di Beirut, Lebanon

Trump dan jajaran kabinetnya berpendapat, aplikasi itu dapat digunakan untuk spionase China. Klaim itu berulang kali dibantah TikTok.

Presiden ke-45 AS itu telah berselisih dengan China dalam beberapa hal, termasuk isu perdagangan dan pandemi virus corona.

Ia menetapkan batas waktu pertengahan September bagi TikTok untuk menyetujui akuisisi dari perusahaan AS, atau akan sepenuhnya dilarang beroperasi di "Negeri Paman Sam".

Sementara itu Financial Times pada Kamis melaporkan, Microsoft terus menjajaki pembicaraan untuk membeli operasional TikTok di AS.

Baca juga: Ledakan di Beirut, Lebanon, Trump Menduga karena Serangan

Namun perusahaan teknologi pimpinan Satya Nadella itu enggan mengomentari laporan tersebut, setelah sebelumnya mengungkap pihaknya sedang mempertimbangkan kesepakatan untuk operasional TikTok di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Selain TikTok, WeChat juga menjadi sasaran pemblokiran Trump karena dituduh membocorkan data pengguna untuk dieksploitasi pemerintah China.

Namun ia tidak membeberkan bukti dugaannya terhadap aplikasi yang dimiliki Tencent Holdings itu.

Baca juga: Pakai Hot Pants Saat Goyang TikTok, Polwan Ini Terancam Hukuman Berat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com