Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lebanon 'Menangis, Menjerit Histeris, dan Marah Atas Kelalaian Pemerintah'

Kompas.com - 07/08/2020, 14:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Wartawan BBC di Beirut, Sunniva Rose mengatakan seluruh kota tampak menghitam.

"Mengendarai menyusuri Beirut menjelang malam, benar-benar berantakan. Jalan-jalan penuh dengan kaca, sulit untuk ambulans lewat, banyak batu-batu, bongkahan semen, rumah-rumah ambruk," kata Rose.

"Asap masih mengepul saat malam. Seluruh kota gelap, sulit untuk berjalan, orang-orang berlumur darah. Saya melihat nenek berusia 86 tahun dirawat dokter yang berlari keluar dari rumahnya dengan perlengkapan bantuan pertama," tambahnya.

"Flat saya juga rusak. Kaca berserak. Kerusakan begitu dasyat. Bahkan satu mal yang berjarak dua kilometer dari tempat ledakan, seluruh bagian depan hancur. Kerusakan bukan hanya di pelabuhan, seluruh Beirut terhantam," katanya lagi.

Staf kedutaan Jerman di Beirut termasuk korban luka dalam ledakan, kata kementerian luar negeri Jerman.

"Kami terkejut melihat foto dari Beirut. Kolega di kedutaan kami termasuk korban luka," kata kedutaan dalam pesan di Twitter.

Video dari lokasi kejadian memperlihatkan asap tebal membumbung ke angkasa setelah ledakan pertama.

Kemudian terjadi ledakan kedua yang jauh lebih besar yang tampaknya menghancurkan beberapa bangunan di sekitarnya.

Media setempat mengatakan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan.

Diperlihatkan pula mobil-mobil dan bangunan di sekitarnya yang rusak parah.

Salah seorang saksi mata kepada BBC mengatakan ledakannya begitu besar hingga mengira ia akan tewas. Ledakannya sangat memekakkan telinga, katanya.

Baca juga: Lebanon Catatkan Kasus Harian Tertinggi Covid-19 di Tengah Musibah Ledakan

'Seperti gempa'

Hamzah Assuudy Lubis, Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, menuturkan kepada BBC Indonesia

Saat ledakan terjadi, saya dan teman teman sedang berada di rumah mahasiswa yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian, yaitu Pelabuhan Beirut.

Suasana di sini sangat mencekam, ambulans mondar mandir, masyarakat panik mencari perlindungan, dan takut akan adanya ledakan susulan.

Ledakan awalnya kami rasakan seperti gempa kurang lebih 10 detik. Kami tinggal di salah satu apartemen di daerah Barbir, Beirut, yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian.

Setelah merasakan goncangan, kami turun lewat tangga agar tidak terkena reruntuhan.

Sesampainya di bawah, kami melihat keadaan sudah mencekam. Salah satu orang lokal bilang kepada kami agar naik kembali ke apartemen agar tidak terkena ledakan susulan.

Kondisi apartemen sendiri beberapa kaca pecah dan dinding retak.

Hadi Nasrallah, penduduk Beirut

Saya melihat api, tapi saya belum tahu akan ada ledakan. Kami masuk ke dalam. Tiba-tiba saya kehilangan pendengaran karena sepertinya saya terlalu dekat. Saya kehilangan pendengaran selama beberapa detik, saya tahu ada sesuatu yang salah.

Dan tiba-tiba kaca mobil pecah begitu saja, kaca mobil-mobil di sekeliling kami, toko-toko, gedung-gedung. Kaca-kaca berjatuhan dari semua gedung.

Di seluruh Beirut, semua orang menghubungi satu sama lain dari wilayah yang terpaut beberapa kilometer dan mereka merasakan hal yang sama, kaca pecah, bangunan bergetar, dan ledakan keras.

Sebenarnya kami terkejut karena biasanya ketika ledakan terjadi, hanya satu area yang mengalami kejadian seperti itu. Namun kali ini semua Beirut, bahkan wilayah-wilayah di luar Beirut.

Sunniva Rose, wartawan

"Mengemudi ke Beirut pada awal malam, ketika masih ada cahaya, benar-benar kacau. Jalan-jalan tertutup oleh kaca. Sulit bagi ambulans-ambulans untuk melaju - ada batu bata, onggokan semen. Rumah-rumah ambruk.

"Ketika saya sampai di pelabuhan, tempat itu ditutup oleh tentara. Tentara meminta kami menjauh kalau-kalau ada ledakan kedua.

"Masih ada kepulan asap di langit sampai larut malam. Seluruh kota hitam kelam. Sangat sulit berjalan, orang-orang bersimbah darah. Saya melihat seorang perempuan berusia 86 tahun ditangani dokter yang baru keluar rumah membawa peralatan P3K. Mobil-mobil ringsek akibat batu-batu. Rumah-rumah bergaya kuno dengan potongan batu-batu besar ambruk ke jalan.

"Di flat saya keadaannya kacau sekali, semua kaca pecah. Skala dari kerusakan ini esktrem. Bahkan mal yang berjarak dua kilometer, seluruh bagian depan gedung hancur."

Hari berkabung nasional, dan kondisi darurat dua minggu
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan Rabu (05/08) dan dua hari berikut sebagai hari berkabung nasional.

Para pejabat mengatakan korban luka-luka "akan sangat tinggi jumlahnya."

Pertemuan Dewan Pertahanan Nasional yang dipimpin Presiden Michael Aoun merekomendasikan pemerintah menetapkan "kondisi darurat dua minggu" di ibu kota Beirut dalam pertemuan kabinet Rabu (05/08).

Presiden Aoun juga mengatakan pemerintah akan menggelontorkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (Rp972,1 miliar).

Gerakan Hezbollah Lebanon menyerukan kesatuan nasional menyusul ledakan yang disebut "tragedi besar nasional."

"Tragedi dan kerusakan yang belum pernah kita saksikan sebelumnya...memerlukan solidaritas dan kesatuan dari seluruh rakyat Lebanon, berbagai pelaku politik," kata Hezbollah dalam satu pernyataan.

Kepala rumah sakit Universitas di Beirut, Dr Firass Abiad, mengatakan kepada BBC, sebagian besar korban luka karena pecahan kaca.

"Ruang gawat darurat sedikit kacau. Kami banyak menerima korban luka, sebagian besar korban luka akibat pecahan kaca yang terjadi akibat ledakan," kata Dr Abiad.

Media lokal menerbitkan seruan donasi darah yang diminta berbagai rumah sakit yang kewalahan merawat korban.

Bagaimana reaksi negara-negara lain?

Sesaat setelah kejadian ini, Perdana Menteri Lebanon menyeru kepada dunia internasional untuk membantu negaranya.

"Saya menyampaikan permohonan yang mendesak kepada negara-negara sahabat dan bersaudara...untuk mendampingi Lebanon dan membantu kami memulihkan luka-luka mendalam kami," kata Hassan Diab.

PM Inggris, Boris Johnson, mencuit: "Foto-foto dan video-video dari Beirut malam ini sungguh mengejutkan. Semua doa dan pikiran saya tertuju pada mereka yang terdampak dalam insiden nahas ini.

"Inggris siap menyediakan sokongan dalam bentuk apapun yang kami bisa, termasuk kepada warga Inggris yang terimbas."

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan simpati mendalamnya atas kejadian yang dia sebut "serangan mengerikan".

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kemudian menawarkan bantuan dalam cuitannya: "Kami memantau dan siap membantu rakyat Libanon selagi mereka bangkit dari tragedi mengerikan ini."

Pemerintah Prancis menyatakan telah mengirimkan bantuan dan berbagai sumber daya ke Lebanon.

Sementara, menurut cuitan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, Iran akan "memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang diperlukan."

Kemudian Arab Saudi mengutatakan solidaritasnya dengan Lebanon.

Israel menyatakan telah "menghampiri Lebanon melalui saluran diplomasi dan keamanan internasional dan menawarkan bantuan kemanusiaan dan medis ke pemerintah Lebanon".

Baca juga: Segera Mengirim Bantuan Apa Pun yang Dibutuhkan, Diaspora Lebanon: Hati Kita untuk Lebanon

Bagaimana situasi di Lebanon?

Ledakan terjadi ketika Lebanon tengah dililit krisis ekonomi, situasi yang memicu ketegangan politik.

Warga turun ke jalan memprotes cara pemerintah menangani krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.

Terjadi pula ketegangan di perbatasan dengan Israel, yang mengatakan pekan lalu mereka menggagalkan upaya kelompok Hizbullah memasuki wilayah mereka.

Namun, seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada BBC bahwa "Israel tidak terlibat" dalam ledakan di Beirut.

Analis Timur Tengah BBC, Sebastian Usher, mengatakan ledakan ini mengingatkan orang akan bom yang menewaskan anggota parlemen dan mantan perdana menteri Rafik Hariri pada 2005.

Pada Jumat (07/08) mendatang, pengadilan akan menjatuhkan putusan atas peristiwa pembunuhan Hariri tersebut. Hariri adalah politisi Sunni kenamaan yang menyerukan agar Suriah mundur dari Lebanon.

Sejak awal perang saudara pada 1976, Suriah menempatkan tentara di negara ini.

Pembunuhan membuat puluhan ribu warga turun ke jalan-jalan memprotes pemerintah Lebanon yang pro-Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com