Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Ini Fakta-fakta yang Terkumpul

Kompas.com - 06/08/2020, 09:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

Menurut keterangan firma hukum Baroudi & Associates, kapal bernama Rhosus tersebut terpaksa melempar sauh karena masalah teknis.

Kapal itu awalnya hanya sebentar berlabuh di pelabuhan. Namun otoritas setempat melakukan penyitaan setelah sebuah perusahaan Lebanon mengajukan gugatan hukum.

Pihak pelabuhan kemudian membongkar muatan berisi amonium nitrat, dan menempatkannya di gudang kumuh yang dindingnya retak.

Pada tahun lalu, pihak keamanan sempat menggelar investigasi setelah ada laporan bahwa di gudang tersebut tercium bau yang mencurigakan.

Dari hasil penyelidikan, didapatkan keputusan bahwa bahan kimia itu "berbahaya" dan harus dipindahkan. Namun, tak ada tindakan yang dilakukan.

Pekan ini, para pekerja melakukan perbaikan di gudang sehingga memunculkan spekulasi itulah penyebab ledakan dahsyat yang menggetarkan Beirut.

Baca juga: Ledakan di Beirut, Lebanon, Korban Tewas Bertambah Jadi 135 Orang

Siapa yang harus disalahkan?

Pihak pelabuhan dan bea cukai Lebanon sebenarnya tahu mengenai muatan tersebut. Mereka pun mengajukan peringatan. Tapi tak ada aksi yang terjadi.

PM Diab mengatakan bahwa kabar itu, berujung kepada tragedi memilukan tersebut, "tak bisa diterima" seraya menjanjikan investigasi.

Kemudian pada Rabu, pemerintah berniat memasukkan para pejabat yang bertanggung jawab dalam penanganan amonium nitrat sebagai tahanan rumah.

Situasi semakin membingungkan setelah Presiden AS Donald Trump sempat menyatakan, insiden itu adalah serangan setelah mengutip perkataan "jenderal".

Ketika dikonfirmasi, Pentagon menegaskan mereka tak mempunyai informasi apa pun dan meminta awak media mengklarifikasinya ke Gedung Putih.

Baca juga: Surat Ini Bukti Bahaya 2.750 Ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Gua Ali Baba dan 40 Penyamun Beirut, Lebanon

Apa yang bakal terjadi kemudian?

Sebagai tanggapan awal, Dewan Keamanan Tertinggi Lebanon langsung mengumumkan ibu kota Beirut sebagai zona bencana, sekaligus status darurat selama dua pekan.

Presiden Michel Aoun kemudian menuturkan akan melepas dana sekitar 66 juta dollar AS (Rp 958 miliar) sebagai dana darurat.

Insiden tersebut terjadi di tengah krisis ekonomi yang melanda negara Teluk itu, dengan sektor kesehatan juga kewalahan di tengah virus corona.

Sejumlah negara seperti Perancis, Rusia, Iran, bahkan musuh besar mereka, Israel, menawarkan bantuan untuk memulihkan keadaan.

Rumah sakit mobil dari Qatar tim penyelamat dari Yunani, dan berbagai kebutuhan medis yang diberikan Kuwait mulai berdatangan.

Baca juga: Australia Alokasikan Dana Sebesar 1,4 Juta Dollar AS kepada Lebanon untuk Bangkit dari Tragedi Ledakan Dahsyat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com