Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelot Diduga Positif Covid-19 Lolos Pulang ke Korut, Jenderal Korsel Dipecat

Kompas.com - 31/07/2020, 15:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang mayor jenderal di Korea Selatan dibebastugaskan pada Jumat (31/7/2020), setelah pasukan militernya gagal mencegah seorang pembelot kembali ke Korut.

Akhir pekan lalu pria pembelot itu diumumkan telah menyeberangi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat dan diduga mengidap Covid-19.

Pembelotan dari Korsel ke Korut sangat jarang terjadi, apalagi di DMZ yang merupakan salah satu perbatasan paling aman di dunia.

Baca juga: Gagal Kabur dari Korut, Para Pembelot Wanita Diperkosa dan Diaborsi

Namun militer Korea Selatan mengonfirmasi, seorang pria berusia 24 tahun bernama Kim telah pergi ke Korut dengan merangkak lewat saluran drainase di Pulau Ganghwa, kemudian berenang menyeberangi Sungai Han.

Pada Jumat (31/7/2020) kepala staf gabungan (JCS) mengatakan, Kim tujuh kali terdeteksi kamera pengintai atau perangkat pemantau panas tubuh, tetapi militer tidak mencegatnya.

Seorang penjaga di pos yang berjarak sekitar 200 meter dari saluran air, melihat "lampu" ketika Kim bergerak pukul 02.18 dini hari tapi tidak melakukan tindakan.

Baca juga: Pembelot Korea Utara yang Dicurigai Terinfeksi Covid-19, Tersandung Kasus Pelecehan Seksual

Pejabat Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan kepada kantor berita AFP, Jenderal Korps Marinir Baek Kyung-soon telah dicopot dari posisinya karena gagal menjalankan tugas keamanan.

JCS mengungkapkan, Kim butuh waktu sekitar 12 menit untuk merangkak di selokan, dan sekitar 1 jam untuk berenang menyeberangi Sungai Han sampai tujuannya.

Sebelumnya Kim sukses menyeberang dari Korut ke Korsel pada 2017, juga dengan berenang menyeberangi sungai.

Dia sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan di Korsel sebelum pulang ke Korut.

Baca juga: Tuduh Pembelot Pulang Bawa Covid-19, Korut Salahkan Korsel

Kelompok-kelompok HAM mengatakan, hukuman berat menanti para pembelot jika mereka kembali ke Korut.

Otoritas kesehatan "Negeri Ginseng" mengatakan, nama pembelot itu tidak muncul di database konfirmasi kasus Covid-19, atau daftar kontak-kontak mereka.

Namun para analis mengatakan, Korut memanfaatkan lolosnya pembelot itu untuk menyalahkan Seoul atas virus corona, setelah berbulan-bulan lamanya mereka menegaskan tak ada satu pun kasus di sana.

Hubungan antar-Korea menegang setelah tak tercapainya kesepakatan di KTT Hanoi antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump awal tahun lalu.

KTT itu membahas apa yang akan diberikan Korut jika sanksi mereka dilonggarkan.

Pemecatan pada Jumat (31/7/2020) ini muncul beberapa hari setelah Menteri Pertahanan Korea Selatan, Jeong Kyeong-doo, meminta maaf atas lolosnya si pembelot.

Baca juga: Pembelot Jadi Kasus Covid-19 Perdana Korea Utara, Ini Kata Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com