Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idul Adha di Palestina: Siapa yang Mampu Beli Domba?

Kompas.com - 31/07/2020, 13:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Arab News

TEL AVIV, KOMPAS.com – Perayaan Idul Adha di Palestina tahun ini dilaporkan sangat sepi karena pandemi virus corona dan lesunya perekonomian.

Otoritas Palestina memberlakukan lockdown atau karantina di beberapa wilayah untuk menekan penyebaran virus corona. Hal itu membuat banyak bisnis tutup dan jumlah pengangguran melonjak tinggi.

Salah satu pedagang hewan ternak di pasar yang terletak di lereng bukit Betlehem, Daoud Ebayat, mengatakan, permintaan hewan kurban tahun ini merosot tajam.

“Siapa yang mampu membeli domba untuk dikurbankan? Orang-orang bahkan tidak dapat menanggung biaya hidup keluarganya. Tidak ada pekerjaan,” kata Daoud.

Padahal, Otoritas Palestina menyebutkan, sebanyak 115.000 domba dan 10.000 sapi terjual di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur selama Idul Adha tahun lalu, sebagaimana diwartakan Arab News, Jumat (31/7/2020).

Baca juga: Hamas Tolak Investasi Rp 218 Triliun untuk Palestina, Ada Apa?

Tahun ini, dengan banyaknya pengangguran dan pemangkasan gaji terhadap pegawai negeri, pejabat Palestina mengatakan bahwa penjualan hewan kurban anjlok.

Seorang Pejabat Kementerian Pertanian Palestina, Tareq Abu Laban, mengatakan, penjualan hewan kurban tahun ini diperkirakan turun hingga 20 persen.

Salah satu pengelola rumah potong hewan di Al Bireh, Eyad Daraghmeh, mengatakan, fasilitasnya kosong melompong dan menambahkan bahwa hal itu sebagai bukti kelesuan perekonomian Palestina.

"Tempat ini dulu penuh dengan hewan kurban. Setidaknya (dulu ada) 6.000 ekor untuk disembelih," kata Daraghmeh.

Seorang peternak hewan ternak di Kota Nablus, Tepi Barat, Fawzat Rayyan, mengatakan, pada momen Idul Adha dia bisa menjual hingga 120 ekor hewan ternak.

Baca juga: Tentara Israel Hancurkan Pos Pemeriksaan Virus Corona Palestina

“Tahun ini jumlah hewan yang bisa terjual tidak sampai separuhnya. Virus corona benar-benar membebani kami,” kata Rayyan.

Di sisi lain, Otoritas Palestina melaporkan jumlah kasus positif Covid-19 di Tepi Barat sebanyak 10.000 kasus dengan jumlah kematian 75 orang selama dua bulan terakhir.

Sebenarnya, Otoritas Palestina telah mengarantina sejumlah wilayah pada Maret untuk menekan penyebaran virus corona.

Namun, setelah Israel dan Palestina melonggarkan karantina pada akhir April dan Mei, jumlah kasus positif Covid-19 meningkat lagi.

Otoritas Palestina mengatakan salah satu faktor utama melonjaknya kasus Covid-19 di Palestina adalah adanya beberapa pekerja Palestina di Israel yang bisa keluar masuk.

Baca juga: Penasaran seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?

Palestina kini dibayangi gelombang kedua pandemi virus corona karena kekhawatiran atas melonjaknya jumlah kasus di beberapa kamp pengungsi Palestina yang penuh sesak dan tidak memungkinkan untuk menerapkan physical distancing.

PBB melaporkan sekitar 5 juta warga Palestina adalah pengungsi.

Mereka adalah orang-orang yang selamat dan keturunan dari lebih dari 700.000 yang diusir atau melarikan diri dari tanah mereka pada 1948 ketika pendudukan Israel dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com