Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2020, 11:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber ABC

SYDNEY, KOMPAS.com - Ratusan jemaah Muslim melaksanakan shalat Idul Adha atau hari raya kurban di Masjid Sydney, Australia setelah pemerintah New South Wales membebaskan mereka dari aturan ketat pencegahan virus corona.

Melansir ABC Australia, sebanyak 400 orang diizinkan shalat di dalam Masjid Auburn Gallipoli di Sydney Barat di bawah kebijakan 'pengecualian' satu kali yang diberi oleh Menteri Kesehatan NSW, Brad Hazzard.

Sebelumnya, jika didasarkan pada aturan ketat pencegahan virus corona, seluruh tempat ibadah dibatasi hanya boleh diisi oleh maksimal 100 orang. Atau 1 orang per empat meter persegi.

Baca juga: Update Covid-19 di Australia, 6 Warga Meninggal dalam Waktu Sepekan Terakhir

Meski begitu, pimpinan masjid, Dr Abdurrahman Asaroglu mengatakan bahwa ibadah shalat Idul Adha atau hari raya kurban tetap berjalan sesuai protokol kesehatan seperti pengecekan suhu tubuh, mengisi formulir dan diwajibkan pula memakai masker.

Para jemaah di masjid diharapkan bisa membawa sajadah mereka masing-masing dan menjaga jarak sosial antara satu sama lain selama beribadah.

Dr Asaroglu mengatakan para hadirin akan disebar luas dalam 4 zona, termasuk di lantai atas masjid, aula masjid dan tempat parkir mobil.

"Jemaah kami sangat mengerti bahwa mereka merasa baik-baik saja menaati peraturan, seperti tidak berjabat tangan, tidak memeluk, memastikan bahwa mereka hanya shalat," ungkap Asaroglu.

"Jika semua orang berpikir dengan benar, saya pikir tidak ada masalah."

Baca juga: Ramadhan 2020, Masjid Australia Bagikan Hidangan Takjil Drive-through

Dalam pernyataannya, Pihak Kesehatan NSW menerangkan bahwa pengecualian itu hanya dipertimbangkan dalam "keadaan luar biasa" dan masjid Auburn Gallipoli telah mengembangkan protokol keselamatan dari Covid-19 yang komprehensif.

Dari 4 zona yang ada tidak akan ada yang melebihi kapasitas dari 100 jemaah. Para jemaah juga dilarang berbaur.

Sementara itu Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dalam sebuah wawancara pagi ini, Jumat (31/7/2020) mendesak komunitas agama untuk menemukan cara alternatif dalam perayaan hari besar masing-masing.

"Jenny dan saya belum memiliki kesempatan untuk berada di gereja kami sejak Februari," kata Perdana Menteri.

"Saya tahu iman sangat penting bagi manusia namun tidak berkumpul dalam pertemuan besar saat ini sama pentingnya dengan memiliki iman itu sendiri, kita benar-benar harus memikirkan isu kesehatan di sini."

Baca juga: Jelang Idul Adha, Pemerintah UEA Terbitkan Sanksi bagi Pelanggar Aturan Pencegahan Covid-19

Perayaan Idul Adha menandakan akhir dari ritual haji, 5 hari ritual ibadah di Mekkah, Arab Saudi dan merupakan salah satu hari raya suci dalam Penanggalan Islam.

Tahun lalu, sekitar 3.000 jemaah menghadiri ibadah shalat Idul Adha di Masjid Auburn Gallipoli dengan ribuan lainnya sampai memadati jalan raya.

Namun tahun ini, ibadah shalat Idul Adha tidak akan sama seperti tahun lalu, ungkap Dr Asaroglu. 

"Jika ada yang tidak patuh aturan, kami punya tim keamanan yang bisa mengeluarkan mereka," ungkap pimpinan masjid itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber ABC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com