Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pemerkosaan sampai Sterilisasi, Ini Pengakuan Muslim Uighur yang Berhasil Bebas

Kompas.com - 29/07/2020, 16:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber The Sun

"Mereka bilang, semua orang harus meminumnya. Setelah itu, saya tidak merasa cemas sama sekali atau pun khawatir. Saya seperti mati rasa."

Dan rupanya itu bukan satu-satunya tindakan medis invasif yang dipaksakan kepada para tahanan.

Meski klaim Zumret tentang suntikan per minggu yang menghentikan menstruasi tidak bisa dikonfirmasi, terdapat laporan dari penyintas lainnya bahwa selepas diberi suntikan, mereka tidak mengalami menstruasi seperti Zumret dan para tahanan pria menjadi impoten.

Zumret juga mengklaim bahwa dirinya secara rutin disemprot cairan sanitasi, diperintahkan untuk memberi sampel darah dan rambutnya dipotong di sebuah ruang khusus.

"Tadinya rambut saya panjang," ratap Zumret.

Baca juga: Tekan Populasi Uighur, China Paksakan Aborsi, Sterilisasi, dan Program KB

Dihajar habis-habisan karena berbuat baik

Zumret menceritakan bahwa dia dan para tahanan lain diberi makan sedikit. Suatu hari, dia berbagi rotinya dengan seorang wanita lansia yang menderita penyakit bawaan. Namun aksi baiknya itu 'terpergok' para penjaga.

"Para penjaga tiba-tiba datang masuk dan memukuli saya dengan tongkat pemukul karet," ujarnya, "Mereka menghajar saya selama setengah jam, saya sampai tidak bisa berdiri keesokan harinya."

Pada salah satu serangan fisik yang diterimanya, Zumret berteriak, "Ya Allah!" Mendengar itu, para penjaga mencibir, "Jika Tuhanmu punya kekuatan, suruh dia datang menyelamatkanmu!"

Lalu, Zumret dipukuli lagi habis-habisan.

Mengenang itu, Zumret merasa emosional selama wawancara dengan The Sun. Dia kemudian menarik napas dan melanjutkan ceritanya.

Menurut Zumret, tahanan lain ditelanjangi dan dipukuli karena hanya memakai pakaian Islami, sementara beberapa dari mereka dibawa pergi saat malam hari dan menerima kekerasan lain yang tidak diketahuinya.

Baca juga: Trump Tunda Beri Sanksi ke China atas Tudingan Penyiksaan Uighur

Serangan seks yang mengerikan

Mantan tahanan juga mengklaim para wanita di penjara itu mendapatkan kekerasan seksual. Salah satunya bahkan diperkosa oleh polisi di hadapan 200 tahanan karena dinyatakan "pendosa".

"Sementara mereka memperkosa wanita itu, mereka memeriksa bagaimana kami bereaksi," ungkap Sayragul Sauytbay kepada harian Haaretz Oktober tahun lalu.

"Orang-orang yang memalingkan kepala atau menutup mata mereka, atau yang tampak marah dan syok, dibawa keluar dan kami tidak pernah melihat mereka lagi."

Meski pun Zumret tidak menyaksikan atau mengalami sekali pun kekerasan seksual, dia mengatakan, "Di dalam tradisi kami, jika itu terjadi, wanita tidak akan menceritakan kepada siapa pun."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com