Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pemerkosaan sampai Sterilisasi, Ini Pengakuan Muslim Uighur yang Berhasil Bebas

Kompas.com - 29/07/2020, 16:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber The Sun

BEIJING, KOMPAS.com - "Saya dibelenggu, dipukuli dan diberi suntikan misterius di dalam kamp Uighur di China. Saya juga disterilisasi supaya saya tidak bisa punya anak lagi," ujar Zumret Dawut dikutip The Sun, Selasa (28/7/2020).

Mimpi buruk Zumret dimulai pada Maret 2018, ketika menerima panggilan telepon yang memerintahkannya melapor ke pos polisi terdekat karena masalah penting yang mendesak.

Ketika berada di pos polisi, dia diinterogasi selama berjam-jam tentang riwayat perjalanannya, transaksi finansialnya dan telepon-teleponnya ke dan dari luar negeri.

Saat itu, Zumret memang seorang pebisnis ekspor-impor bersama suaminya yang berasal dari Pakistan. Mereka juga telah memiliki 3 orang anak.

Zumret mengaku tidak menjawab dengan jujur dalam interogasi tersebut, "Mereka sepertinya tidak puas dengan jawaban saya,"

Tak lama, Zumret ditahan di sebuah pusat medis, di mana iris matanya dipindai, rekam sidik jarinya diambil dan dipaksa untuk memberikan sampel darah.

Zumret pun dibawa ke kamp konsentrasi China, "Mereka menyebutnya pusat re-edukasi, tapi nyatanya seperti neraka," ujar Zumret dikutip The Sun.

Baca juga: Muslim Uighur Diduga di Kamp Re-Edukasi Terancam Terjangkit Covid-19

Dipaksa telanjang di hadapan para lelaki

Ketika baru tiba di kamp konsentrasi, Zumret diminta mengganti pakaian dengan seragam tahanan di hadapan beberapa pria. 

Jika dia tidak melakukannya, dia akan dipukuli.

"Saya menangis saat itu, sangat tidak manusiawi dan melecehkan," ujar Zumret. Dia kemudian dilempar ke sebuah sel tahanan sempit dan bau dengan 30 wanita lainnya.

Di atas mereka, kamera pengintai dipasang di setiap sudut.

"Hanya ada 1 toilet di dalam sel," ujar Zumret, "(Pintunya) terbuka dan kamera bisa melihat ketika seseorang menggunakannya."

Baca juga: Video Viral Diduga Genosida Uighur Beredar di Internet

Dipaksa minum pil berwarna putih

Selama 24 jam pertamanya di balik tahanan, perasaan Zumret tersiksa membayangkan anak-anak dan suaminya pulang tak menemukan dirinya di rumah.

Namun, pada hari berikutnya, dia dipaksa menelan pil putih yang akibatnya membuat dia tidak memiliki 'emosi'.

"Mereka memerintahkan kami untuk membuka mulut dan memeriksa apakah kami menelan pil atau tidak," kenang Zumret dengan sedih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com