Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Bersiap Lockdown Lagi, Kasus Positif Covid-19 Terus Naik

Kompas.com - 27/07/2020, 15:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Pemerintah Malaysia akan kembali memberlakukan lockdown atau karantina jika jumlah kasus positif Covid-19 mencapai lebih dari 100 kasus per hari.

Dilansir dari The Strait Times, otoritas Malaysia kini telah mengizinkan kembali denyut bisnis di negara tersebut.

Namun, pemberlakuan protokol kesehatan selama fase tersbeut tetap dilakukan, seperti pengecekan suhu dan pencatatan kunjungan.

Sejak denyut perekonomian kembali dijalankan, kasus positif Covid-19 di Malaysia justru semakin meningkat sepekan terakhir.

“Jika mencapai tiga digit, kami tidak punya pilihan lain selain memperkenalkan kembali MCO (move to enforce recovery). Kita lihat nanti,” kata Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Minggu (26/7/2020).

Baca juga: 24 Pengungsi Rohingya Ditakutkan Tenggelam saat Menuju Malaysia

Pada Sabtu (25/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Malaysia dilaporkan sebanyak 23 kasus. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan Jumat (24/7/2020), yakni sebanyak 21 kasus.

Padahal, Kementerian Pertahanan pada 1 Juli dengan bangga menyatakan bahwa Malaysia tidak ditemukan kasus positif Covid-19 transmisi lokal dan hanya menemukan satu kasus dari luar.

“Saya mengerti jika MCO ditegakkan kembali akan membuat semua pihak menjadi sulit, termasuk kita yang ingin bekerja dan sebagainya. Tetapi, langkah ini harus diambil,” kata Ismail.

Terakhir kali Malaysia melaporkan kasus positif Covid-19 di atas 100 adalah pada 4 Juni. Ketika itu, otoritas Malaysia melaporkan 277 kasus.

Sementara itu, total jumlah kasus positif Covid-19 di Malaysia mencapai 8.884 kasus dengan angka kematian 123 orang.

Baca juga: Bakamla RI dan Malaysia MEA Bicarakan Isu Keamanan Laut

Ismail menambahkan, salah satu alasan utama melonjaknya kasus positif Covid-19 di Malaysia adalah karena masyarakat mulai abai.

"Ini karena publik sudah lupa apa yang perlu dilakukan ketika kita meringankan prosedur operasi standar, sehingga jumlah kasus meningkat lagi," kata Ismail.

Malaysia pertama kali menerapkan MCO pada 18 Maret. Mereka mengarantina sebagian besar wlayahnya selama lebih dari tiga bulan untuk menekan penyebaran virus corona.

Selama MCO berlangsung, kebanyakan orang hanya diizinkan meninggalkan rumah jika hendak membeli bahan makanan atau obat-obatan.

Selama fase itu pula otoritas Malaysia hanya mengizinkan pekerjaan penting, seperti pekerja rumah sakit dan karyawan supermarket, untuk meninggalkan rumah mereka setiap hari.

Baca juga: Sebanyak 110 Kontainer Limbah Beracun Dibuang Secara Ilegal di Malaysia

Pada 4 Mei, beberapa bisnis diizinkan untuk dibuka kembali melalui apa yang Malaysia sebut sebagai MCO bersyarat. Sejak saat itu, kasus-kasus baru mulai naik lagi.

Mulai 10 Juni, di bawah MCO pemulihan, hampir semua sektor sosial seperti pendidikan, agama, bisnis, dan ekonomi diizinkan untuk melanjutkan operasinya secara bertahap.

Keluar masuk ke 13 negara bagian Malaysia juga diizinkan untuk dilanjutkan.

Ismail mengatakan, dalam rangka penegakan protokol pemulihan MCO, pihak berwenang telah menangkap 617 orang karena berbagai pelanggaran.

Sebanyak 20 orang diserahkan oleh polisi untuk diinvestigasi dan 597 orang dihukum dengan denda.

Baca juga: Mulai 1 Agustus 2020, Kamboja Larang Penerbangan dari Indonesia dan Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com